Rabu, Maret 26, 2014

Potret Pendidikan: Mendidik Anak Usia Dini

Potret Pendidikan: Mendidik Anak Usia Dini - Anak adalah karunia Tuhan yang harus dijaga sebaik-baiknya. Anak merupakan permata hati yang pasti sangat didambakan oleh setiap pasangan yang telah menikah. Tanggung jawab orang tua dalam pendidikan anak bukanlah hal yang mudah untuk diimplementasikan apalagi di tengah arus globalisasi informasi yang jelas berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak baik secara rohani maupun rohaninya sehingga dibutuhkan kemauan, ilmu, keahlian dan kemampuan mendidik yang mumpuni dan berkualitas.

Anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar), inteligensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.

Kegiatan pendidikan yang dilaksanakan dalam keluarga, tidak bisa dilepaskan dari pendidikan sebelumnya yakni dalam kandungan atau sebelum lahir (pranatal), sekitar/saat kelahiran (prenatal), saat baru kelahiran (neonatal), setelah kelahiran (postnatal) termasuk di dalamnya adalah pendidikan anak usia dini. Berdasarkan keunikan dalam pertumbuhan dan perkembangannya, anak usia dini terbagi dalam empat tahapan, yaitu: masa bayi lahir sampai 12 bulan, masa balita usia 1-3 tahun, masa prasekolah usia 3-6 tahun, dan masa kelas awal SD usia 6-8 tahun. Dengan demikian pendidikan anak usia dini merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan dari pendidikan sebelumnya dan merupakan penghubung dari tahapan pendidikan anak selanjutnya.

Teori Tabularasa John Locke (1638-1704), menyatakan bahwa manusia yang baru dilahirkan itu dapat diumpamakan sebagai kertas putih yang belum ditulisi (a sheet ot white papar avoid of all characters). Jadi, sejak lahir manusia itu tidak mempunyai bakat dan pembawaan apa-apa. Manusia dapat dibentuk oleh lingkungan sosialnya. Di sini kekuatan pembentukan ada pada lingkungan. Lingkungan berkuasa atas pembentuakan perilaku bahkan kepribadian manusia. Teori ini berbanding lurus dengan hadits Rasulullah Saw yang menyatakan:


Setiap anak dilahirkan atas fitrah (kesucian agama yang sesuai dengan naluri), sehingga lancer lidahnya. Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi
(HR. Bukhari).

Seorang anak pada umur 0-6 tahun otak anak berkembang 80%, inilah yang dikenal dengan masa keemasan (Golden Age) pertumbuhan otak. Pada masa ini pula anak-anak mudah dibentuk oleh karena itu anak perlu dibimbing dengan cara yang baik dan sesuai dengan usianya, agar nantinya dia menjadi anak yang unggul dalam agama maupun intelektualnya.

Hasil penelitian terkini menunjukkan bahwa 50% kapabilitas kecerdasan manusia terjadi pada tingkat kanak-kanak pada kurun waktu 4 tahun pertama sejak kelahirannya. Oleh karena itu, penanganan anak dengan stimulasi pendidikan pada masa-masa usia tersebut harus optimal. Kemudian, 80% kecerdasan itu terjadi saat anak usia 8 tahun, dan titik kulminasinya terjadi pada saat mereka berusia 18 tahun. Setelah melewati masa perkembangan tersebut, maka berapapun kapabilitas kecerdasan yang dicapai oleh masing-masing individu, tidak akan meningkat lagi.
Mendidik Anak Usia Dini
Peran orang tua dan pendidik (Guru) dalam mendidik anak sangat penting. Orang tua dan pendidik harus melihat potensi yang dimiliki anak dan membantu mengembangkan potensinya secara maksimal. Semua aspek perkembangan kecerdasan anak, baik motorik kasar, motorik halus, kemampuan non fisik, maupun kemampuan spiritualnya dapat berkembang secara pesat apabila memperoleh stimulasi lingkungan secara cukup. Perkembangan yang terjadi pada masa ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak pada masa dewasanya nanti.

Benjamin S. Bloom, seorang ahli pendidikan dari Universitas Chicago, menemukan fakta bahwa ternyata 50% dari semua potensi hidup manusia terbentuk ketika berada dalam kandungan sampai usia 4 tahun. Lalu 30% potensi berikutnya terbentuk pada usia 4-8 tahun. Ini berarti 80% potensi dasar manusia terbentuk di rumah justru sebelum masuk sekolah. 0Menyadari urgensinya, pemerintah RI menyatakan dengan jelas kedudukan pendidikan anak di usia dini. Di dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pada bagian ke tujuh pasal 28 ditegaskan bahwa pendidikan terdiri atas pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi, yang keseluruhannya merupakan kesatuan yang sistematik.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Dalam penjelasan selanjutnya, PAUD dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal, dan atau informal. PAUD pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhotul Athfal (RA) atau bentuk lain yang sederajat. PAUD dalam pendidikan non formal berbentuk kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajat. PAUD dalam pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.

Bentuk pendidikan ini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembanga fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), inteligensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Konsep Islam Terpadu PAUD

Rasulullah Saw bersabda: “Muliakanlah anak-anak kalian dan didiklah mereka dengan budi pekerti yang baik”. Islam sangat memperhatikan pemeliharaan hidup dan kehidupan manusia sejak dini. Islam sangat memperhatikan anak-anak pada setiap fase kehidupan mereka. Bahkan, Islam memperbolehkan seorang ibu yang hamil membatalkan puasanya, jika itu dikhawatirkan dapat membahayakan janin atau anaknya yang sedang dikandung atau disusuinya. Semua itu membuktikan bahwa Islam sangat menghargai keberadaan hidup dan kehidupan manusia semenjak manusia berupa janin sampai menjadi besar dan dewasa.

Oleh karena itu, pendidikan harus diberikan pada manusia semenjak usia dini. Karena pendidikan yang dimulai sejak usia dini mempunyai daya keberhasilan yang tinggi dalam menentukan tumbuh kembang kehidupan anak selanjutnya. Baik buruknya anak, bahagia sengsaranya anak, gagal suksesnya anak, sedikit banyak ditentukan oleh orang tua sebagai pendidik yang utama dan pertama bagi setiap anak manusia.




--------- Akhmad Nizam Baequni, M.Pd 
(Guru MTsN Margadana Kota Tegal)

Belum ada Komentar untuk "Potret Pendidikan: Mendidik Anak Usia Dini"

Posting Komentar

Komentar yang mengandung sara, pornografi, tidak sesuai dengan pembahasan, memasukan link aktif, dan bersifat merugikan orang lain akan dihapus. Terima kasih.

Advertisemen