Senin, November 22, 2021

Karakteristik dan Klasifikasi Bermain pada Anak Usia Dini

Karakteristik Bermain Anak - Anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan unik. Anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar), daya pikir, daya cipta, bahasa dan komunikasi, yang tercakup dalam kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan spiritual (SQ) atau kecerdasan agama atau religius (RQ), sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini perlu diarahkan pada peletakan dasar-dasar yang tepat bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia seutuhnya.

Begitu pula dengan proses pembelajarannya. Pembelajaran pada anak usia dini hendaknya dilakukan dengan tujuan memberikan konsep-konsep dasar yang memiliki kebermaknaan bagi anak melalui pengalaman nyata yang memungkinkan anak untuk menunjukkan aktivitas dan rasa ingin tahu (curiousity) secara optimal.

Karakteristik dan Klasifikasi Bermain pada Anak Usia Dini

Jeffree, McConkey dan Hewson berpendapat bahwa terdapat enam karakteristik kegiatan atau pembelajaran melalui bermain pada anak yang perlu dipahami oleh stimulator, yaitu:

Bermain muncul dari dalam diri anak

Keinginan bermain harus muncul dari dalam diri anak, sehingga anak dapat menikmati dan bermain seusai dengan caranya sendiri. Itu artinya bermain dilakukan dengan kesukarelaan, bukan paksaan.

Bermain harus bebas dari aturan yang mengikat, kegiatan untuk dinikmati

Bermain pada anak usia dini harus terbebas dari aturan yang mengikat, karena anak usia dini memiliki cara bermain sendiri. Untuk itulah bermain pada anak selalu menyenangkan, mengasyikkan, dan menggairahkan.

Bermain adalah aktivitas nyata atau sesungguhnya

Dalam bermain anak melakukan aktivitas nyata, misalnya pada saat anak bermain dengan air, anak melakukan aktivitas dengan air dan mengenal air dari bermain. Bermain melibatkan partisipasi aktif baik secara fisik maupun mental.

Bermain harus difokuskan pada proses daripada hasil

Dalam bermain anak harus difokuskan pada proses, bukan hasil yang diciptakan oleh anak. Dalam bermain anak mengenal dan mengetahui apa yang ia mainkan dan mendapatkan keterampilan baru, mengembangkan perkembangan anak dan anak memperoleh pengetahuan dari apa yang ia mainkan.

Bermain harus didominasi oleh pemain

Dalam bermain harus didominasi oleh pemain, yaitu anak itu sendiri tidak didominasi oleh orang dewasa, karena jika bermain didominasi oleh orang dewasa maka anak tidak akan mendapatkan makna apa pun dari bermain.

Bermain harus melibatkan peran aktif dari pemain

Bermain harus melibatkan peran aktif pemain. Anak sebagai pemain harus terjun langsung dalam bermain. Jika anak pasif dalam bermain anak tidak akan memperoleh pengalaman baru, karena bagi anak bermain adalah bekerja untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru.

Klasifikasi dan Jenis Bermain

Adapun jenis permainan yang dapat dikembangkan di dalam program pembelajaran anak usia dini dapat digolongkan ke dalam berbagai jenis permainan seperti yang dikemukakan oleh Jefree, Conkey dan Hewson, yakni :

  • Permainan eksploratif (exploratory play);
  • Permainan dinamis (energetic play);
  • Permainan dengan keterampilan (skillful play);
  • Permainan sosial (social play);
  • Permainan imajinatif (imaginative play); dan
  • Permainan teka-teki (puzzle-it-out play).

Keenam jenis permainan di atas tersebut pada dasarnya saling terintegrasi satu dengan lainnya. Sehingga dalam implementasinya mungkin saja salah satu permainan dapat mengembangkan jenis permainan yang lainnya. Justru keterpaduan di antara permainan inilah yang akan menjadi daya tarik tersendiri bagi anak saat melakukan permainan tersebut.

Selain jenis permainan tersebut di atas, yang dimaksud dengan permainan kreatif merujuk pada paparan Lopes dalam tulisannya yang berjudul “Creative Play Helps Children Grow”, beliau menyatakan bahwa permainan kreatif dapat diklasifikasikan ke dalam:

  1. Kreasi terhadap objek (object creation) berupa pembelajaran di mana anak melakukan kreasi tertentu terhadap suatu objek seperti menggabungkan potongan-potongan benda sehingga menjadi bentuk mobilmobilan.
  2. Cerita bersambung (continuing story) berupa pembelajaran di mana guru memulai awal sebuah cerita dan setiap anak menambahkan cerita selanjutnya bagian per bagian seperti cerita dengan menggunakan buku besar (big book).
  3. Permainan drama kreatif (creative dramatic play) berupa permainan di mana anak dapat mengekspresikan diri melalui peniruan terhadap tingkah laku orang, hewan ataupun tanaman, hal ini dapat mereka memahami dan menghadapi dunia seperti bermain peran dokter-dokteran.
  4. Gerakan kreatif (creative movement) berupa pembelajaran yang lebih menggunakan otot-otot besar seperti permainan “aku seorang pemimpin” di mana seorang anak melakukan gerakan tertentu dan anak lain mengikutinya/berpantomim atau kegiatan membangun dengan pasir, lumpur dan atau tanah liat.
  5. Pertanyaan kreatif (creative questioning) yang berhubungan dengan pertanyaan terbuka, menjawab pertanyaan dengan sentuhan panca indra, pertanyaan tentang perubahan, pertanyaan yang membutuhkan beragam jawaban, pertanyaan yang berhubungan dengan suatu proses atau kejadian.

Demikian ulasan mengenai karakteristik dan klasifikasi bermain pada anak usia dini. Semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah wawasan keilmuan sahabat-sahabat Membumikan Pendidikan dalam membelajarkan anak.

Belum ada Komentar untuk "Karakteristik dan Klasifikasi Bermain pada Anak Usia Dini"

Posting Komentar

Komentar yang mengandung sara, pornografi, tidak sesuai dengan pembahasan, memasukan link aktif, dan bersifat merugikan orang lain akan dihapus. Terima kasih.

Advertisemen