Senin, Desember 05, 2016

Peranan Orang Tua dalam Perkembangan Anak Usia Dini

Pendidikan Anak Usia Dini - Pada postingan kali ini, Membumikan Pendidikan akan share mengenai peran orang tua dalam perkembangan anak usia dini. Sebagaimana pada postingan tentang pentingnya pendidikan anak usia dini, bahwa sudah bukan informasi baru lagi, mengenai 3 tahun pertama anak adalah usia emas bagi seorang anak untuk menyerap informasi sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu, peranan keluarga serta pemberdayaannya dalam mendidik anak menghadapi masa depan, terkait dengan suatu strategi yang mengacu pada hubungan Ayah dan Ibu. Sebab pendidikan anak tersebut berada di tangan kedua orang tuanya.


Adapun tugas serta kewajiban orang tua dalam proses pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan potensi anak yang bersumber pada suasana keluarga, iklim pergaulan, kehidupan spiritual keluarga.
Peranan Orang Tua dalam Perkembangan Anak Usia Dini
Menurut Munandar (1999) dijelaskan tentang berbagai hal yang terkait dengan peranan orang tua dan lingkungan keluarga dalam mengembangkan potensi anak. Diawali dengan hasil penelitian Dacey mengenai beberapa faktor lingkungan keluarga yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak:
  1. Faktor genetis dan pola asuh yang mempengaruhi kebiasaan anak;
  2. Aturan perilaku, orangtua sebaiknya tidak banyak menentukan aturan perilaku dalam keluarga. Mereka menentukan dan meneladankan (model) seperangkat nilai yang jelas, dan mendorong anak-anak mereka untuk menentukan perilaku apa yang mencerminkan nilai-nilai tersebut;
  3. Sikap orang tua yang humoris, suka bercanda sebagai lelucon yang biasa terjadi pada kehidupan sehari-hari diakui cukup memberikan warna dalam kehidupan anak;
  4. Pengakuan dan penguatan pada usia dini, dengan memperhatikan tanda-tanda seperti pola pikiran khusus atau kemampuan memecahkan masalah yang tinggi sebelum anak mencapai umur tiga tahun. Tapi kebanyakan anak mengatakan mereka merasakan mendapat dorongan yang kuat dari orangtua mereka;
  5. Gaya hidup orangtua, pada cukup banyak keluarga, anak mempunyai minat yang sama seperti orangtuanya;
  6. Trauma, anak yang lebih banyak mengalami trauma mempunyai kemampuan belajar dari pengalaman yang dilalui.
Dari studi Dacey, bagaimanapun perbedaan lingkungan keluarga yang ditemukan cukup menjadi petunjuk kuat bahwa keluarga merupakan kekuatan yang penting, dan merupakan sumber pertama dan yang paling utama dalam pengembangan bakat dan kreativitas anak. Potensi dan kreativitas anak dapat berkembang dalam suasana non-otoriter, yang memungkinkan individu untuk berpikir dan menyatakan diri secara bebas (Rogers, dalam Vernon, 1982).

Mengembangkan Potensi dan Kreativitas Anak.

Orangtua mendukung pertumbuhan intelektual anak, pendidikan merupakan proses seumur hidup yang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Masa usia 0-5 tahun merupakan masa di mana anak belajar lebih cepat dibandingkan dengan tahap usia selanjutnya.

Sumbangan yang termasuk paling penting dari orangtua terhadap perkembangan anak adalah menjamin dan menyakinkan bahwa anak mendapat kesempatan untuk memperoleh banyak pengalaman yang beragam. Mereka perlu menyadari bahwa setiap individu mempunyai profil kemampuan dan kecerdasan yang berbeda-beda.

Semua anak mempunyai bakatnya masing-masing. Sebagian berhasil mengembangkannya, sedangkan yang lain tidak menyadari bakat yang mereka miliki. Ada yang pandai bernyanyi, memasak, melukis, menulis. Setiap potensi membutuhkan tempat untuk mengekspresikannya dan masa kanak-kanak adalah masa yang tepat untuk memunculkan bakat-bakat itu. Jika anak didukung sejalan dengan kecenderungan alaminya, dia akan mengembangkan bakatnya itu dan menjadi orang yang berhasil.

Orangtua sebaiknya mampu melihat beberapa kelebihan pada anaknya baik yang tampak secara kasat mata maupun berupa bakat terpendam. Orang tua hendaknya lebih memfokuskan perhatian pada kelebihan yang dimiliki anak dan mengarahkannya ke arah yang tepat.

Menurut Shapiro (Arya, 2008) peran orang tua dalam memotivasi bakat dan minat anak antara lain dapat dilakukan dengan cara:
  • Mengajarkan anak untuk mengharapkan keberhasilan.
  • Sesuaikan pendidikan anak dengan minat dan gaya belajarnya.
  • Anak harus belajar bahwa diperlukan keuletan untuk mencapai keberhasilan.
  • Anak harus belajar bertanggung jawab dan belajar menghadapi kegagalan.

Orang Tua sebagai Model

Semua orang dewasa dapat menjadi model bagi anak: guru, anggota keluarga, teman orantua, atau kakek-nenek, tetapi model yang paling penting adalah orangtua yang kreatif yang memusatkan perhatian terhadap bidang minatnya yang menunjukkan keahlian dan displin diri dalam bekerja, semangat dan motivasi internal. Contoh, Albert Einstein mulai membaca buku sains populer ketika masih kecil karena seorang mahasiswa kedokteran yang seminggu sekali berkunjung ke rumahnya memberikan buku-buku itu.

Orangtua dapat membantu anak menemukan potensi dan minat-minat mereka yang paling mendalam dengan mendorong anak melakukan kegiatan beragam. Orangtua hendaknya dapat menghargai minat intrinsik anak, dan menunjukkan perhatian dengan melibatkan diri secara intelektual dengan anak, mendiskusikan masalah, mempertanyakan, menjajaki dan mengkaji.

Potensi dan kreativitas anak akan berkembang baik jika orang dewasa maupun anak mempunyai kebiasaan-kebiasaan kreatif. Misalnya, kebiasaan mempertanyakan apa yang dilihat, mempunyai pandangan baru, menemukan cara lain untuk melakukan sesuatu, dan bersibuk diri secara kreatif sebanyak mungkin.

Demikianlah ulasan tentang peran orang tua dalam perkembangan anak usia dini. Mudah-mudahan bisa menambah wawasan sahabat-sahabat dalam mendidik anak dan dapat memberikan motivasi untuk terus berjuang mendidik anak-anak menuju manusia yang benar-benar manusia. 

Belum ada Komentar untuk "Peranan Orang Tua dalam Perkembangan Anak Usia Dini"

Posting Komentar

Komentar yang mengandung sara, pornografi, tidak sesuai dengan pembahasan, memasukan link aktif, dan bersifat merugikan orang lain akan dihapus. Terima kasih.

Advertisemen