Kamis, Januari 13, 2022

Karakteristik Penelitian Kualitatif menurut Williams

Penelitian Kualitatif - Menurut David William dalam bukunya Naturalistic Inquiry Materials, penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian lainnya dalam beberapa hal. Dalam hubungan ini, Williams menyebutkan dalam tiga hal pokok. Pertama, pandangan-pandangan dasar (axioms) tentang sifat realitas, hubungan peneliti dengan yang diteliti, posibilitas penarikan generalisasi, posibilitas dalam membangun jalinan hubungan kausal, serta peranan nilai dalam penelitian.

Kedua, karakteristik pendekatan penelitian kualitatif itu sendiri, dan. Ketiga, proses yang diikuti untuk melaksanakan penelitian kualitatif.

Karakteristik Penelitian Kualitatif

Sehubungan dengan pandangan-pandangan dasar (axioms) itu, perbedaan antara penelitian kualitatif dengan pendekatan penelitian lainnya (pendekatan kuantitatif), gambaran ringkasnya seperti terlihat dalam matriks berikut ini:

Pandangan (Axiom) Pandangan Penelitian Kualitatif Pandangan Penelitian Kuantitatif
Sifat Realitas Realitas itu bersifat ganda, hasil konstruksi dalam pengertian, dan holistic Realitas itu tunggal, konkret teramati, dan dapat dipragmentasikan
Hubungan peneliti dengan yang diteliti Interaktif, tak dapat dipisahkan Independen, suatu dualisme
Posibilitas generalisasi Hanya mungkin dalam ikatan konteks dan waktu (idiographic statements) Bebas dari ikatan konteks dan waktu (nomothetic statements)
Posibilitas membangun jalinan hubungan kausal Mustahil memisahkan sebab-sebab dengan akibat-akibatnya sebab pada semua keadaan secara simultan Ada sebab-sebab riil yang secara temporal atau secara simultan senantiasa mendahului dan melahirkan akibat-akibat
Peranan nilai Tidak bebas nilai Bebas nilai

Karakteristik Penelitian Kualitatif

Sedangkan mengenai karakteristik penelitian kualitatif itu sendiri, Williams menyebutkan ada 13 karakter yang tergolong utama, yaitu sebagai berikut:

  1. Pengumpulan data dilakukan dalam latar yang wajar/alamiah (natural settings). Penelitian kualitatif lebih tertarik menelaah fenomena-fenomena sosial dan budaya dalam suasana yang berlangsung secara wajar/alamiah, bukan dalam kondisi yang terkendali atau laboratoris sifatnya.
  2. Peneliti merupakan instrumen utama dalam mengumpulkan dan menginterpretasikan data. Alat-alat yang lain seperti angket, tes, film, pita rekaman, dan sebagainya hanyalah sebagai alat bantu (bila memang diperlukan) bukan pengganti peneliti itu sendiri sebagai pengkonstruksi realitas atas dasar pengalamannya di medan penelitian.
  3. Kebanyakan peneliti kualitatif sangat kaya dan sarat dengan deskripsi. Peneliti yang terdorong untuk memahami fenomena secara menyeluruh tentunya harus memahami segenap konteks dan melakukan analisis yang holistik, yang tentu saja perlu dideskripsikan. Laporan penelitian kualitatif biasanya juga berisi sintesis dan abstraksi kesimpulan-kesimpulan.
  4. Meskipun penelitian kualitatif sering memperhatikan hasil dan akibat dari berbagai variabel yang saling membentuk secara simultan. Namun lebih lazim menelaah proses-proses yang terjadi termasuk di dalamnya bagaimana berbagai variabel itu saling membentuk dan bagaimana orang-orangnya saling berinteraksi dalam latar alamiah yang menjadi medan penelitian.
  5. Kebanyakan penelitian kualitatif menggunakan analisis induktif, terutama pada tahap-tahap awalnya. Dengan demikian, akan terbuka kemungkinan munculnya masalah dan fokus penelitian pada hal-hal yang memang mendesak dan bernilai. Jadi, peneliti tidak berpegang pada masalah yang telah dibatasi sebelumnya (pre-defined issues). Walau demikian, analisis deduktif juga digunakan, khususnya pada fase-fase belakangan (seperti penggunaan analisis kasus negatif atau negative case analysis)
  6. Makna dibalik tingkah laku manusia merupakan hal esensial bagi penelitian kualitatif. Peneliti tidak hanya tertarik pada apa yang dikatakan atau dilakukan manusia yang satu terhadap manusia lainnya, tetapi juga pada maknanya dalam sudut pandangan mereka masing-masing.
  7. Penelitian kualitatif menuntut sebanyak mungkin kepada penelitiannya untuk melakukan sendiri kegiatan penelitian di lapangan (sebagai tangan pertama yang mengalami langsung di lapangan). Ini tidak hanya akan membantu peneliti dalam memahami konteks dan berbagai perspektif dari orang yang sedang diteliti, tetapi juga supaya mereka yang diteliti menjadi lebih terbiasa dengan kehadiran peneliti ditengah-tengah mereka sehingga efek pengamat (the observer effect) menjadi seminimal mungkin adanya.
  8. Dalam penelitian kualitatif terdapat kegiatan triangulasi yang dilakukan secara ekstensif, baik triangulasi metode (menggunakan lintas metode dalam pengumpulan data) maupun triangulasi sumber data (memakai beragam sumber data yang relevan) dan triangulasi pengumpul data (beberapa peneliti yang mengumpulkan data secara terpisah). Ini sebagai upaya verifikasi atas data yang ditemukan.
  9. Orang yang distudi diperhitungkan sebagai partisipan, konsultan. Atau kolega peneliti dalam menangani kegiatan penelitian. Jarang, orang yang distudi tersebut dianggap sebagai subjek apalagi objek penelitian.
  10. Perspektif emic/partisipan sangat diutamakan dan dihargai tinggi dalam penelitian kualitatif. Minat peneliti banyak tercurah pada bagaimana persepsi dan makna-makna menurut sudut pandangan pastisipan yang sedang diteliti sehingga bisa menemukan apa yang disebut dengan fakta fenomenologis.
  11. Pada penelitian kualitatif, hasil atau temuan penelitian jarang dianggap sebagai temuan final sepanjang belum ditemukan bukti-bukti kuat yang tak tersanggah melalui bukti-bukti penyanggah (contrary evidence). Bila belum sampai ke tingkat itu, penelitian kualitatif biasanya sekedar mengajukan hipotesis yang belum secara final terbuktikan.
  12. Pengambilan sampel biasanya dilakukan secara purposif rasional (logical, purposive sampling). Di sini, penelitian harus dapat menjelaskan kenapa orang-orang tertentu yang dijadikan sampel, serta mengapa latar-latar tertentu yang diobservasi. Tentu saja, tak semua keadaan dapat tercakup dalam suatu kegiatan penelitian. Rancangan sample probabilitas atau rancangan sampel statistik biasanya tidak digunakan dalam penelitian kualitatif meskipun tidak berarti menolaknya.
  13. Baik data kuantitatif maupun data kualitatif dalam penelitian kualitatif sama-sama digunakan. Penelitian kualitatif tidaklah menolak data yang menunjuk pada seberapa banyak dari sesuatu.

Sedangkan, proses penelitian kualitatif lazimnya menggunakan proses yang berbentuk siklus, bukan linear sebagaimana halnya pendekatan penelitian yang bersifat deduktif-hipotesis, positivistic, empirik-behavioristik, nomotetik, atomistik, dan universalitik.

Dalam penelitian kualitatif, siklus penelitian dimulai dengan memilih projek penelitian. Kemudian diteruskan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan projek penelitian. Seterusnya mengumpulkan data yang menyangkut pertanyaan-pertanyaan dimaksud tadi, menyusun catatan data yang telah dikumpulkan, dan menganalisisnya. Proses ini berlangsung berulang beberapa kali, bergantung pada lingkup dan kedalaman yang diperlukan dari pertanyaan-pertanyaan penelitian itu sendiri.

Di saat mengawali penelitian, peneliti biasanya tidak mengetahui secara pasti seberapa banyak waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu putaran siklus penelitian. Proses dan waktunya menuntut keluwesan dan bersifat terbuka akan informasi-informasi baru yang berkembang dalam rangka semakin mempersempit fokus masalah penelitian, atau dalam rangka semakin menjuruskan arah penelitian.

Karenanya, penelitian kualitatif bersifat terbuka terhadap kemungkinan melakukan perancangan ulang (redesigning), serta pengumpulan dan analisis data berlangsung simultan.

Belum ada Komentar untuk "Karakteristik Penelitian Kualitatif menurut Williams"

Posting Komentar

Komentar yang mengandung sara, pornografi, tidak sesuai dengan pembahasan, memasukan link aktif, dan bersifat merugikan orang lain akan dihapus. Terima kasih.

Advertisemen