Filosofi Merdeka Belajar dalam Perspektif Pendiri Bangsa
Merdeka belajar bukan gagasan baru dalam pendidikan di Indonesia. Merdeka belajar secara tersirat dan tersurat telah disampaikan oleh beberapa tokoh pendiri bangsa Indonesia. Merdeka belajar telah disampaikan oleh Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir, dan Ki Hajar Dewantara. Mereka merepresentasikan bagaimana merdeka belajar menjadi semangat dan ruh dari pendidikan Indonesia. Merdeka belajar adalah pendidikan yang mempunyai kualitas dengan pengakuan hak-hak manusia berdasarkan kemampuannya sendiri untuk membentuk karakter pribadi, manusia baru, dan masyarakat baru supaya bermanfaat bagi lingkungan masyarakat. Definisi tersebut relevan dengan definisi merdeka belajar yang disampaikan oleh Macfarlane (2016) yaitu sebagai hak kebebasan bagi peserta didik untuk berkembang dan belajar sesuai keinginannya. Merdeka belajar diharapkan mampu menjadikan pendidikan Indonesia sesuai dengan alam dan pikiran bangsa Indonesia.
Merdeka belajar merupakan bentuk pendidikan yang diharapkan oleh tokoh-tokoh Indonesia. Merdeka belajar di alam kemerdekaan Indonesia yang sudah berjalan lebih dari 50 tahun adalah sebuah bentuk yang diharapkan dapat mendidik dan memberikan pembelajaran kepada manusia Indonesia supaya menjadi manusia yang berkualitas. Merdeka belajar merupakan suatu dimensi yang kembali dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam menuntaskan permasalahan pendidikan Indonesia. Pendidikan Indonesia mempunyai tujuan yang mulia yaitu mencerdasakan kehidupan bangsa. Hal tersebut adalah tujuan ideal yang wajib dicapai oleh bangsa Indonesia serta menjadi acuan bagi pemerintah untuk memberikan pendidikan kepada rakyat Indonesia.
Merdeka belajar merupakan rancangan besar untuk melaksanakan pendidikan di Indonesia oleh para pendiri bangsa. Soekarno, Hatta, Sjahrir, dan Ki Hadjar Dewantara mempunyai tujuan yang sama yaitu meneruskan kemerdekaan Indonesia melalui pendidikan untuk mewujudkan kesadaran rakyat menciptakan insan yang mulia dan mencapai masyarakat yang berkeadilan sosial melalui merdeka belajar. Merdeka belajar mengakomodasikan pendidikan yang terbuka dan demokratis. Merdeka belajar menjadikan bangsa Indonesia tercerdaskan dalam segala bidang baik sosial, ekonomi, dan politik. Merdeka belajar menciptakan manusia Indonesia menjadi insan yang mulia dan berkarakter melalui usaha pendidikan yang berbasis budaya Indonesia. Budaya Indonesia tentu saja yang tercerminkan dalam Pancasila.
Pancasila merupakan ideologi dari negara Indonesia. Pancasila mengakui pengembangan kemampuan dan pembentukan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat untuk mencerdasakan kehidupan bangsa (Sutono, 2015). Hal tersebut bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulai, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab. Pancasila sebagai suatu ideologi bangsa bersumber pada nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan dan nilai religius. Nilai-nilai tersebut adalah nilai logis, estetika, etis, sosial dan religius.
Merdeka belajar dalam pelaksanaan proses pembelajaran memerlukan suatu usaha yang konkret untuk menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas oleh satuan pendidikan. Merdeka belajar mempunyai langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya dalam pembelajaran antara lain: Pertama, merdeka belajar dapat memberikan rasa nyaman, semangat, dan percaya diri dalam belajar; Kedua, membangun semangat kebangsaan dengan menumbuhkan karakter dan kemandirian; Ketiga, proses pembelajaran hendaknya mengakui potensi, minat, dan bakat peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan peserta didik; Keempat, proses pembelajaran dilakukan dengan proporsi yang seimbang antara teori dan praktik; Kelima, pendidikan dibangun melalui kebudayaan Indonesia supaya sesuai dengan kodrat bangsa Indonesia.
Rogers (1969) memaknai merdeka belajar dengan Experiental Learning yang mempunyai lima poin yaitu memiliki kualitas secara perasaan dan kognitif, mempunyai inisiasi diri, mengilhami di dalam diri, belajar dari pengalaman dan memahami esensi diri. Merdeka belajar dipahami sebagai kemampuan peserta didik dengan memperoleh pembelajaran dan pengalaman secara bebas untuk mengembangkan dirinya dan melakukan aksi di masyarakat. Berdasarkan hal tersebut sistesis dari pernyataan tokoh-tokoh pendiri bangsa Indonesia dari uraian mengenai merdeka belajar mempunyai ciri-ciri:
- Berkualitas dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan;
- Berwawasan futuristik yang berlandaskan semangat merdeka;
- Mengikuti perkembangan zaman dengan berkepribadian Indonesia;
- Melakukan inovasi untuk memudahkan proses pembelajaran efektif dan efisien;
- Pendidikan berbasis budaya bangsa Indonesia untuk membangun karakter;
- Mengutamakan pendidikan bukan pengajaran.
Ciri-ciri tersebut merupakan suatu konsep dari merdeka belajar. Ciri-ciri merdeka belajar dapat dilaksanakan dalam proses pendidikan di Indonesia yang terimplementasi di dalam kebijakan-kebijakan pendidikan dan pelaksanaan pembelajaran.
Pemikiran merdeka belajar dari para tokoh bangsa Indonesia mempunyai kesamaan dan perbedaan. Pemikiran merdeka belajar dari para tokoh bangsa Indonesia mempunyai kesamaan dalam bidang tujuan pendidikan yaitu menjadi manusia yang berkarater, sumber pendidikan dari budaya Indonesia, dan objek pendidikan yaitu peserta didik. Sementara perbedaan pemikiran merdeka belajar yakni pada hakikat merdeka belajar. Merdeka belajar mempunyai tujuan yaitu mendidik manusia Indonesia dengan jiwa yang merdeka supaya menjadi manusia yang berkarakter. Manusia yang berkarakter sangat dibutuhkan bangsa Indonesia karena masih banyak sekali kasus-kasus terkait dengan degradasi moral terjadi di Indonesia seperti kasus korupsi, penyalahgunaan jabatan, dan wewenang serta ketidakjujuran dalam bekerja. Manusia yang berkarakter dapat tercipta melalui pendidikan berbasis budaya.
Hakikat Merdeka Belajar
Merdeka belajar bersumber dari kebudayaan dan kandungan dari bangsanya sendiri. Merdeka belajar bersumber pada adat istiadat, kebiasaan, dan kebudayaan bangsa Indonesia. Indonesia sebagai negara yang terletak di kawasan Asia banyak menyerap sumber-sumber pendidikan dan pembelajaran dari kebudayaan dan agama. Hal tersebut sejalan dengan kebudayaan Indonesia melalui penerapan pendidikan baik di keluarga dan sekolah dengan menggunakan nilai-nilai kehidupan yang bersumber pada kebudayaan dan agama. Nilai-nilai kebudayaan dan agama diajarkan kepada peserta didik supaya dapat menjadi manusia yang mulia dan berkarakter sehingga kualitas manusia Indonesia menjadi optimal dan dapat bersaing dengan bangsa asing.
Manusia merupakan objek pendidikan dalam merdeka belajar. Manusia juga merupakan pusat dari suatu pendidikan dan pembelajaran. Kegiatan pendidikan dan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan kodrat peserta didik yang diakomodasi oleh lembaga pendidikan. Peserta didik bebas untuk memperoleh pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan minat dan bakat dari dirinya sendiri. Mereka dibimbing oleh guru dalam mengasah minat dan bakatnya agar dapat optimal sehingga dapat menjadi ahli dan praktisi sesuai dengan minat dan bakatnya. Merdeka belajar perlu mengakomodasi minat dan bakat masing-masing dari peserta didik supaya dapat dibimbing dalam pembelajarannya oleh guru. Guru menjadi pembimbing ketika peserta didik melakukan pembelajaran di kelas melalui konsep student center.
Pelaksanaan merdeka belajar dari tokoh-tokoh pendiri bangsa mempunyai perbedaan-perdebaan. Soekarno beranggapan merdeka belajar dilaksanakan melalui demokrasi pendidikan. Demokrasi pendidikan dapat menciptakan pembelajaran dengan suasana yang nyaman, percaya diri, dan semangat dalam belajar. Merdeka belajar diarahkan untuk menciptakan pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan. Hal tersebut menurut Sardiman (2011) dapat berdampak kepada motivasi belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran sehingga penyampaian materi dan nilai-nilai pembelajaran dapat dipahami oleh peserta didik dengan baik.
Merdeka Belajar menurut Pendiri Bangsa
Merdeka belajar pada pemikiran Mohammad Hatta dilaksanakan pada tiga bidang. Mohammad Hatta membagi pendidikan menjadi tiga bidang yaitu pendidikan politik, pendidikan sosial, dan pendidikan ekonomi. Pendidikan politik bagi peserta didik dapat membangun karakter, kemandirian, semangat kebangsaan, dan demokrasi politik. Pendidikan sosial berfungsi dalam pemahaman pendidikan secara umum dan menanamkan bahwa nasib bangsa berada di tangan rakyat. Pendidikan ekonomi mengajarkan peserta didik untuk memahami konsep keadilan, kebenaran, kekeluargaan, dan kemandirian. Pendidikan politik, sosial, dan ekonomi perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan bangsa. Pendidikan politik, pendidikan sosial, dan pendidikan ekonomi perlu diperhatikan karena saat ini banyak ilmu-ilmu sains yang berkembang di lapangan. Merdeka belajar perlu mengakomodasi pendidikan politik, pendidikan ekonomi, dan pendidikan sosial supaya dapat diterima oleh peserta didik. Hal tersebut bermanfaat bagi pengembangan peserta didik dalam menumbuhkan karakter, kemandirian, semangat kebangsaan, keadilan, kebenaran, dan kekeluargaan. Merdeka belajar perlu menyeimbangkan teori dan praktik dalam pembelajaran.
Merdeka belajar menurut Sjahrir, dilaksanakan membangun stabilitas politik dan sistem politik yang sehat. Merdeka belajar perlu menciptakan peserta didik yang dapat berperan dalam membangun iklim politik di Indonesia. Iklim politik yang stabil dan sehat dibutuhkan untuk membangun negara Indonesia agar dapat mencapai tujuan negara Indonesia. Merdeka belajar menurut Sjahrir bukan untuk usahausaha yang pragmatis seperti membangun sekolah, menciptakan manusia yang pintar, dan mencetak sarjana sebanyak-banyaknya. Merdeka belajar menurut Sjahrir adalah menciptakan manusia yang berkarakter sesuai dengan kebudayaan dan jati diri bangsa Indonesia.
Ki Hadjar Dewantara mempunyai pemikiran merdeka belajar dengan melaksanakan pendidikan berdasarkan kepada kodrat alam. Merdeka belajar berusaha menumbuhkan jiwa dan raga peserta didik melalui kebudayaan sehingga peserta didik dapat mengatasi permasalahan-permasalahannya dengan kemampunannya sendiri sesuai dengan kodratnya. Kodrat manusia untuk menjadi beradab dan menjadi insan yang mulia dan berkarakter. Manusia yang mulia dan berkarakter dapat menciptakan kehidupan manusia yang aman, tertib, dan harmonis. Manusia yang mulia dan berkarakter dapat melanjutkan kemerdekaan Indonesia dengan mempunyai jiwa yang merdeka dan utuh. Manusia yang mulia dan berakarakter dapat mewariskan kebiasaannya menjadi suatu kebudayaan melalui pendidikan. Pendidikan dapat menjadi usaha bagi manusia untuk mempertinggi dan menyempurnakan hidupnya. Merdeka belajar dapat menciptakan manusia yang merdeka sehingga tujuan-tujuan bangsa Indonesia dapat tercapai.
Belum ada Komentar untuk "Filosofi Merdeka Belajar dalam Perspektif Pendiri Bangsa"
Posting Komentar
Komentar yang mengandung sara, pornografi, tidak sesuai dengan pembahasan, memasukan link aktif, dan bersifat merugikan orang lain akan dihapus. Terima kasih.