Selasa, Mei 12, 2015

Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus yang Mengalami Tunanetra

Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus - Pada artikel kali ini, situs Membumikan Pendidikan akan mengulas dan mengantarkan pada sahabat-sahabat Membumikan Pendidikan untuk memahami karakteristik anak berkebutuhan khusus yang mengalami kelainan fisik, yaitu anak tunanetra, tunarungu, dan tunadaksa.

Pada artikel ini hanya akan diuraikan mengenai karakteristik anak tunanetra dan untuk tunarungu serta tunadaksa akan diuraikan pada kesempatan berikutnya. Sahabat-sahabat juga bisa membaca referensi lain yang relevan dengan uraian pada artikel ini. Sehingga setelah sahabat-sahabat Membumikan Pendidikan telah memahami uraian pada artikel kali ini, sahabat-sahabat bisa menjelaskan karakteristik anak berkebutuhan khusus yang mengalami kelainan fisik khususnya anak tunanetra.

Karakteristik Anak Tunanetra

Langsung saja di bawah ini uraian mengenai karakteristik anak tunanetra.

Karakteristik Anak Tunanetra

Ilustrasi :

Tina seorang gadis kecil usia 5 tahun, dia akan masuk taman kanak-kanak. Kesan lahiriah tampak Tina adalah anak yang lucu dan ceria, dalam aktivitas motorik sehari-hari tampak berkesan lamban, pada kegiatan yang bersifat visual seperti, mewarnai, menggambar, menyusun peg-board dan puzzle Tina tidak mampu menyelesaikan. Maka dia di bawa ke dokter untuk melihat gangguan yang ada padanya, ternyata Tina memiliki kelainan penglihatan yang oleh dokter dinyatakan memiliki tingkat ketajaman (visus sentralis) 20/200, maka dia dinyatakan sebagai anak tunanetra dan memerlukan media pembelajaran dan permainan yang khusus.

Anak tunanetra adalah anak-anak yang mengalami kelainan atau gangguan fungsi penglihatan yang dinyatakan dengan tingkat ketajaman penglihatan atau visus sentralis di atas 20/200 dan secara pedagogis membutuhkan layanan pendidikan khusus dalam belajarnya di sekolah. Beberapa karakteristik anak-anak tunanetra antara lain:

  • Segi Fisik

Secara fisik anak-anak tunanetra nampak sekali adanya kelainan pada organ penglihatan atau mata. Yang secara nyata dapat dibedakan dengan anak-anak normal pada umumnya. Hal ini terlihat dalam aktivitas mobilitas dan respon motorik yang merupakan umpan balik dari stimulus visual.

  • Segi Motorik

Hilangnya indera penglihatan sebenarnya tidak berpengaruh secara langsung terhadap keadaan motorik anak tunanetra. Tetapi dengan hilangnya pengalaman visual menyebabkan tunanetra kurang mampu melakukan orientasi lingkungan. Sehingga tidak seperti anak-anak normal, anak tunanetra harus belajar bagaimana berjalan dengan aman dan efisien dalam suatu lingkungan dengan berbagai keterampilan orientasi dan mobilitas.

  • Perilaku

Kondisi tunanetra tidak secara langsung menimbulkan masalah atau penyimpangan perilaku pada diri anak. Meskipun demikian, hal tersebut berpengaruh pada perilakunya. Anak tunanetra sering menunjukkan perilaku stereotip. Sehingga menunjukkan perilaku yang tidak semestinya. Manifestasi perilaku tersebut dapat berupa sering menekan matanya, membuat suara dengan jarinya, menggoyang-goyangkan kepala dan badan, atau berputar-putar.

Ada beberapa teori yang mengungkap mengapa tunanetra kadang-kadang mengembangkan perilaku stereotip nya. Hal itu terjadi mungkin sebagai akibat dari tidak adanya rangsangan sensoris. Terbatasnya aktivitas dan gerak di dalam lingkungan serta keterbatasan sosial. Untuk mengurangi atau menghilangkan perilaku tersebut bisa dengan membantu mereka memperbanyak aktivitas atau dengan mempergunakan strategi perilaku tertentu. Seperti memberikan pujian atau alternatif pengajaran, perilaku yang lebih positif, dan sebagainya.

  • Akademik

Secara umum kemampuan akademik anak-anak tunanetra sama seperti anak-anak normal pada umumnya. Keadaan ketunanetraan berpengaruh pada perkembangan keterampilan akademis khususnya dalam bidang membaca dan menulis. Dengan kondisi yang demikian maka tunanetra mempergunakan berbagai alternatif media atau alat untuk membaca dan menulis sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.

Mereka mungkin mempergunakan huruf braille atau huruf cetak dengan berbagai alternatif ukuran. Dengan asesmen dan pembelajaran yang sesuai, tunanetra dapat mengembangkan kemampuan membaca dan menulisnya seperti teman-teman lainnya yang dapat melihat.

  • Pribadi dan Sosial

Mengingat tunanetra mempunyai keterbatasan dalam belajar melalui pengamatan dan menirukan. Maka anak tunanetra sering mempunyai kesulitan dalam melakukan perilaku sosial yang benar. Sebagai akibat dari ketunanetraannya yang berpengaruh terhadap keterampilan sosial.

Anak tunanetra perlu mendapatkan latihan langsung dalam bidang pengembangan persahabatan, menjaga kontak mata atau orientasi wajah, penampilan postur tubuh yang baik, mempergunakan gerakan tubuh dan ekspresi wajah, mempergunakan intonasi suara atau wicara dalam mengekspresikan perasaan, menyampaikan pesan yang tepat pada waktu melakukan komunikasi.

Penglihatan memungkinkan kita untuk bergerak dengan leluasa dalam suatu lingkungan. Tetapi tunanetra mempunyai keterbatasan dalam melakukan gerakan tersebut. Keterbatasan tersebut mengakibatkan keterbatasan dalam memperoleh pengalaman dan juga berpengaruh pada hubungan sosial.

Dari keadaan tersebut mengakibatkan tunanetra lebih terlihat memiliki sikap:

  1. Curiga yang berlebihan pada orang lain. Ini disebabkan oleh kurang mampu dalam berorientasi terhadap lingkungannya
  2. Mudah tersinggung. Akibat pengalaman-pengalaman yang kurang menyenangkan atau mengecewakan yang sering dialami menjadikan anak-anak tunanetra mudah tersinggung.
  3. Ketergantungan pada orang lain. Anak-anak tunanetra umumnya memiliki sikap ketergantungan yang kuat pada orang lain dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Kondisi yang demikian umumnya wajar terjadi pada anak-anak tunanetra berkenaan dengan keterbatasan yang ada pada dirinya.

Demikianlah uraian mengenai Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus yang Mengalami Tunanetra. Semoga bisa menambah dan membuka wawasan sahabat-sahabat membumikan pendidikan mengenai karakteristik anak berkebutuhan khusus dengan kelainan fisik (tunanetra). Dan juga semoga artikel ini dapat bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus yang Mengalami Tunanetra"

Posting Komentar

Komentar yang mengandung sara, pornografi, tidak sesuai dengan pembahasan, memasukan link aktif, dan bersifat merugikan orang lain akan dihapus. Terima kasih.

Advertisemen