Jumat, April 12, 2019

Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat

PPK Berbasis Masyarakat - Pengorganisasian Gerakan PPK merupakan mekanisme koordinasi seluruh pemangku kepentingan atau ekosistem pendidikan yang terkait dengan penyelenggaraan PPK. Seluruh pelaku membentuk jejaring dan kolaborasi secara terintegrasi, sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.

Ada 3 pendekatan dalam proses pengintegrasian penguatan pendidikan karakter ini, di antaranya adalah PPK berbasis kelas, PPK berbasis budaya sekolah, dan PPK berbasis masyarakat. Pada postingan kali ini situs Membumikan Pendidikan akan mengulas mengenai pendekatan yang ke tiga yaitu penguatan pendidikan karakter berbasis masyarakat. Untuk pendekatan pertama dan kedua sahabat-sahabat bisa menuju postingan berikut:

Penguatan Pendidikan Karakter Besbasis Masyarakat

Satuan pendidikan tidak dapat menutup diri dari kemungkinan berkolaborasi dengan lembaga, komunitas, dan masyarakat lain di luar lingkungan sekolah. Pelibatan publik dibutuhkan karena sekolah tidak dapat melaksanakan visi dan misinya sendiri. Karena itu, berbagai macam bentuk kolaborasi dan kerja sama antar komunitas dan satuan pendidikan diluar sekolah sangat diperlukan dalam penguatan pendidikan karakter.

Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat

Satuan pendidikan dapat melakukan berbagai kolaborasi dengan lembaga, komunitas, dan organisasi lain di luar satuan pendidikan yang dapat menjadi mitra dalam Penguatan Pendidikan Karakter. Yang dimaksud dengan komunitas yang berada di luar satuan pendidikan di antaranya adalah sebagai berikut:
Mitra PPK Luar Sekolah:
  1. komunitas orang tua-peserta didik atau paguyuban orang tua, baik itu per-kelas maupun per-sekolah;
  2. komunitas pengelola pusat kesenian dan budaya, yaitu berbagai perkumpulan, kelompok hobi, sanggar kesenian, bengkel teater, padepokan silat, studio musik, bengkel seni, dan lain-lain, yang merupakan pusat-pusat pengembangan kebudayaan lokal dan modern;
  3. lembaga-lembaga pemerintahan (BNN, Kepolisian, KPK, Kemenkes, Kemenpora, dan lain-lain);
  4. lembaga atau komunitas yang menyediakan sumber-sumber pembelajaran (perpustakaan, museum, situs budaya, cagar budaya, paguyuban pecinta lingkungan, komunitas hewan piaraan, dan lain- lain);
  5. komunitas masyarakat sipil pegiat pendidikan;
  6. komunitas keagamaan;
  7. komunitas seniman dan budayawan lokal (pemusik, perupa, penari, pelukis, dan lain-lain);
  8. lembaga bisnis dan perusahaan yang memiliki relevansi dan komitmen dengan dunia pendidikan;
  9. lembaga penyiaran media, seperti televisi, koran, majalah, radio, dan lain-lain.

Beberapa prinsip pengembangan program Penguatan Pendidikan Karakter melalui kerja sama/kolaborasi dengan komunitas antara lain:
Prinsip Pengembangan PPK dengan Komunitas:

Bentuk Kolaborasi PPK Luar Sekolah

Ada berbagai bentuk kolaborasi yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan PPK dengan berbagai komunitas di luar sekolah. Berikut ini adalah beberapa contoh bentuk kolaborasi dengan komunitas yang dapat membantu penguatan program pendidikan karakter di sekolah yang berfokus pada penguatan kekayaan pengetahuan peserta didik dalam rangka pembelajaran. Bentuk kolaborasi itu antara lain :
  • Pembelajaran Berbasis Museum, Cagar Budaya, dan Sanggar Seni
Sekolah dapat melaksanakan program PPK berbasis masyarakat dengan bekerja sama memanfaatkan sumber-sumber pembelajaran yang ada di lingkungan sekitar mereka. Bila di sebuah daerah terdapat museum yang bisa menjadi  sarana  dan  sumber  pembelajaran  bagi peserta didik, satuan pendidikan dapat bekerja sama dengan pengelola museum, cagar budaya, kelompok hobi, komunitas budaya, dan sanggar untuk memperkenalkan kekayaan-kekayaan koleksinya, mengajak peserta didik untuk mempelajari kekayaan daerahnya, dan mampu menjaga kekayaan warisan budaya yang mereka miliki.
  • Mentoring dengan Seniman dan Budayawan Lokal
Satuan pendidikan juga dapat bekerja sama dengan komunitas para seniman, penyair, dan sastrawan di lingkungan mereka, agar peserta didik mampu memperoleh pengetahuan dan pengalaman terkait dengan profesi seniman dan sastrawan. Bila sebuah satuan pendidikan memiliki tokoh-tokoh budayawan dan seniman lokal, dan memiliki tradisi dan kesenian khusus, satuan pendidikan tersebut dapat membangun kolaborasi dan kerja sama untuk pengembangan kesenimanan peserta didik melalui program mentoring, tutoring, seniman masuk sekolah, atau belajar bersama maestro.
  • Kelas Inspirasi
Setiap kelas bisa mengadakan kelas yang memberikan inspirasi bagi peserta didik dengan mendatangkan individu dari luar yang memiliki profesi sangat beragam. Satuan pendidikan dapat mengundang narasumber dari kalangan orang tua maupun tokoh masyarakat setempat. Orang tua dan tokoh-tokoh masyarakat bisa menjadi sumber pembelajaran yang menginspirasi nilai-nilai pembentukan dan penguatan karakter dalam diri peserta didik. Kelas inspirasi bertujuan agar setiap peserta didik memperoleh inspirasi dari pengalaman para tokoh dan profesional yang telah berhasil di bidang kehidupan profesi mereka, sehingga kehadiran mereka dapat memberikan semangat dan motivasi bagi para peserta didik untuk meningkatkan semangat belajar dan prestasi mereka.

  • Program Siaran Radion On-air
Satuan pendidikan bisa bekerja sama dengan media cetak, elektronik, dan penyiaran untuk mempromosikan nilai-nilai penguatan karakter  ke dalam masyarakat, dan mengajak peserta didik untuk menjadi teladan dalam pemikiran dan tindakan. Satuan pendidikan bisa mengadakan kerja sama untuk siaran on air yang  membahas  tentang penguatan pendidikan karakter di sekolah. Diskusi antara sekolah, guru, orang tua, peserta didik, dan masyarakat secara on air tentang tema-tema pendidikan karakter bisa membantu masyarakat menyadari pentingnya pemahaman dan pengertian  yang  baik tentang pendidikan karakter dan berbagai macam persoalan yang melingkupinya.
  • Kolaborasi dengan Media Televisi, Koran, dan Majalah
Satuan pendidikan bisa melakukan kerja sama dan kolaborasi dengan berbagai stasiun televisi, koran, dan majalah untuk peliputan maupun pembuatan kegiatan terkait dengan penguatan program pendidikan karakter di sekolah. Seluruh media ini dapat menjadi mitra bagi lembaga pendidikan dalam rangka memperkuat dan mempromosikan pendidikan karakter.
  • Gerakan Literasi
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan literasi di dalam diri peserta didik, setiap sekolah bisa membangun kerja sama dengan instansi lain yang relevan dalam rangka pengembangan literasi sekolah, seperti toko buku, penerbit, dan percetakan, gerakan masyarakat peduli literasi pendidikan, sanggar-sanggar baca, perpustakaan daerah, dan perpustakaan nasional.
  • Literasi Digital
Pentingnya literasi digital juga bisa digalakkan oleh satuan pendidikan dengan memanfaatkan kerjasama melalui berbagai pihak terkait, seperti Menkominfo, maupun organisasi-organisasi dan pegiat literasi digital. Inti dari kegiatan ini adalah memperkuat kemampuan literasi digital peserta didik.
  • Kolaborasi dengan Perguruan Tinggi: Riset Dosen-Guru
Satuan pendidikan bisa bekerja sama dengan perguruan tinggi dalam rangka pengembangan kapasitas guru. Perguruan tinggi memiliki salah satu misi mereka terkait dengan pengabdian masyarakat. Untuk pengabdian masyarakat ini, perguruan tinggi dapat bekerjasama dengan satuan pendidikan untuk meningkatkan kapasitas pendidik. Selain itu, satuan pendidikan bisa membangun kolaborasi dengan perguruan tinggi dalam rangka peningkatan kualitas pelaksanaan pembelajaran para guru, dan sebaliknya perguruan tinggi bisa memanfaatkan pengalaman satuan pendidikan sebagai laboratorium bagi pengembangan teori-teori pendidikan dan pembelajaran, yang pada akhirnya akan membantu meningkatkan keterampilan dan kompetensi para pendidik.
  • Program Magang Kerja
Satuan pendidikan bisa bekerja sama dengan komunitas bisnis untuk menyediakan sumber daya dan kesempatan bagi para peserta didik agar dapat menerapkan ilmu dan keterampilan yang mereka pelajari di lingkungan kerja secara nyata. Program magang diperusahaan dan tempat-tempat bekerja bisa menjadi kegiatan untuk memperkuat pendidikan karakter peserta didik, sehingga memiliki pengalaman yang lebih luas terkait disiplin ilmu yang sedang dipelajarinya.
  • Kerja Sama dengan Komunitas Keagamaan
Untuk sekolah-sekolah dengan ciri khas keagamaan tertentu, pembentukan nilai-nilai spiritual dapat dilakukan dengan melakukan kerja sama dengan lembaga-lembaga dan komunitas keagamaan tertentu yang mampu membantu menumbuhkan semangat kerohanian yang mendalam, terbuka pada dialog, yang akan membantu setiap individu, terutama peserta didik agar dapat memiliki pemahaman dan praktik ajaran iman yang benar dan toleran. Kerja sama dengan komunitas keagamaan ini bisa dilakukan dengan melibatkan lembaga-lembaga yang memang menyediakan layanan untuk pengembangan keagamaan khusus, sesuai dengan agama masing-masing peserta didik.

Belum ada Komentar untuk "Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat"

Posting Komentar

Komentar yang mengandung sara, pornografi, tidak sesuai dengan pembahasan, memasukan link aktif, dan bersifat merugikan orang lain akan dihapus. Terima kasih.

Advertisemen