Jumat, September 26, 2014

Pendidikan di Cina Pada Masa Klasik

Pendidikan di Cina Pada Masa Klasik - Kebudayaan Cina berkembang sendiri tanpa adanya pengaruh dari kebudayaan luar. Masuknya unsur-unsur kebudayaan asing tidak mengurangi keaslian kebudayaan Cina. Dengan begitu pendidikan dan pengajarannya mempunyai ciri-ciri yang khas, yang tidak menunjukkan persamaan dengan ciri-ciri pendidikan di negara-negara Timur lainnya.

Pendidikan di Cina Pada Masa Klasik

Pendidikan anak-anak merupakan pendidikan bagi keluarga dan bagi negara. Tujuan pendidikan dan cita-cita hidup di Cina adalah Lao Tse dan Konfusius.

Ciri Pendidikan di Cina

Ciri-ciri pendidikan di Cina masa klasik di antaranya adalah:

  • Pendidikan tidak dihubungkan dengan agama, tetapi dengan tradisi dan kehidupan praktis. Yang dihormati bukan pendeta tetapi leluhurnya;
  • Penyelenggara pendidikan adalah negara dan keluarga;
  • Tujuan pendidikan adalah mendidik kepala-kepala keluarga yang baik, pegawai yang rajin, suami yang setia, anak-anak yang patuh, pegawai-pegawai yang rajin, warga negara yang jujur dan rela berbakti, tentara yang gagah berani.

Pendidikan di Cina diselenggarakan melalui:

Pendidikan di rumah

Diselenggarakan sebelum anak masuk sekolah. Mulai umur 6 tahun mereka menerima pelajaran dari guru yang sengaja didatangkan di rumah (biasanya untuk kalangan pegawai tinggi dan bangsawan). Pelajaran yang diberikan: berhitung permulaan dan ilmu hitung;

Pendidikan di sekolah

Setelah anak-anak berumur 10 tahun mulai dikirim ke sekolah. pelajaran yang diberikan: berhitung, menulis, membaca, musik, dan menari. Yang diutamakan adalah pelajaran menulis;

Pendidikan untuk pegawai

Setiap orang mempunyai kemungkinan menduduki jabatan tinggi. Untuk menjadi pegawai harus menempuh ujian dulu. Para pegawai setiap 3 tahun sekali wajib menempuh ujian  ulangan, juga untuk kenaikan pangkat ujian ulangan harus ditempuh terlebih dahulu.

Tokoh Pendidikan Cina

1. Lao Tse

Lao Tse lahir pada tahun 604 SM, ketika di Cina timbul kekacauan politik. Ia adalah seorang ahli mistik. Ajarannya disebut Tao (jalan Tuhan atau sabda Tuhan). Manusia harus hidup selaras dengan Tao.

Manusia yang dapat berpadu hidupnya dengan Tao harus hidup selaras dengan Tao, dapat menahan hawa nafsunya, dapat melenyapkan nafsu serakah, dan dapat mendengar duara Tao dalam kalbunya sendiri. Menurut ajaran Tao, perang hanya akan memusnahkan manusia, dan kebahagiaan hidup tidak akan tercapai dengan kekuatan senjata.

2. Konfusius (Kong Fu Tse)

Konfusius adalah seorang ahli etika (etik: filsafat/kesusilaan, ilmu kesusilaan, ilmu tentang baik-buruk), mengajarkan hal-hal yang praktis dalam kehidupan sehari-hari. Ajarannya dapat dipahami semua orang dan tidak sulit. Menurutnya manusia harus bertindak sesuai dengan kedudukannya masing-masing.

Masing-masing harus mengenal tempat dalam lingkungannya dan dengan penuh kesadaran menjalankan tugasnya masing- masing sebaik-baiknya (baik sebagai raja, tentara, pegawai, guru, dan sebagainya). Orang yang lebih tinggi derajatnya harus memegang teguh Yen (dapat meraba hati orang yang derajatnya lebih rendah dengan rasa kemanusiaan dan kasih sayang.

Rasa hormat dan memuliakan (Hiao) adalah kebajikan hidup yang tertinggi nilainya. Hiao juga mengatur hubungan kekeluargaan antara anak dan orang tua, pegawai dengan raja, seorang sahabat kepada teman, adik terhadap kakak dan sebagainya. Dengan jalan demikian maka negara akan aman dan damai, terhidar dari bencana, karena setiap orang memahami tugasnya masing-masing.

Konfusius juga mengajarkan bahwa dalam segala hal manusia harus berpedoman pada peraturan yang telah disusun oleh nenek moyang. Leluhurlah yang dijadikan teladan. Tradisi menguasai pandangan hidup mereka. Itulah sebabnya maka penganut-penganut ajaran Konfusius bersifat statis, tidak memandang ke depan akan tetapi menoleh ke belakang ke alam yang telah lampau.

Konfusius berhasil mengumpulkan beberapa kesusastraan Cina yang disusun menjadi 4 jilid:

  1. Buku tentang sejarah;
  2. Buku yang berisi tentang syair-syair;
  3. Buku tentang upacara-upacara, yang merupakan cermin kesusilaan;
  4. Buku tentang metamorfosa.

Bukunya yang kelima adalah hasil karyanya sendiri tentang sejarah Lu, daerah kelahirannya. Kelima buku tersebut dipandang sebagai buku suci dan menjadi dasar pendidikan di Cina secara keseluruhan.

Demikianlah uraian mengenai sejarah pendidikan di Cina pada masa klasik. Semoga dapat menambah wawasan kita dan dapat bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "Pendidikan di Cina Pada Masa Klasik"

Posting Komentar

Komentar yang mengandung sara, pornografi, tidak sesuai dengan pembahasan, memasukan link aktif, dan bersifat merugikan orang lain akan dihapus. Terima kasih.

Advertisemen