Perkembangan Pendidikan di Asia Masa Klasik
Perkembangan Pendidikan di Asia Masa Klasik - Pendidikan adalah usaha manusia untuk kepentingan manusia. Jadi pada saat manusia itu ada dan masih ada, pendidikan itu telah dan masih ada pula. Pada kenyataannya dapat kita telaah bahwa praktek pendidikan dari zaman ke zaman mempunyai garis persamaan. Garis persamaan atau benang merah pendidikan itu ialah: (a) Pendidikan adalah bagian dari kebudayaan yang tidak dapat dipisahkan; (b) Pendidikan merupakan kegiatan yang bersifat universal; dan (c) Praktek pelaksanaan pendidikan memiliki segi-segi yang umum sekaligus memiliki keunikan (ke-khasan) berkaitan dengan pandangan hidup masing-masing bangsa.
Pendidikan di Mesir Pada Masa Klasik
Mesir purba telah mengenal peradaban yang tinggi. Tanahnya didiami oleh rakyat yang cerdas dan tahu akan harga diri. Penduduknya terdiri dari beberapa golongan yang masing-masing mempunyai tugas hidup sendiri-sendiri (pembagian kasta). Kasta yang paling berkuasa ialah kasta pendeta. Pada tahun 31 SM Mesir menjadi suatu bagian dari negara Romawi.
Agamanya adalah polytheisme (menyembah banyak dewa). Dewanya yang terutama adalah Ra (matahari), dipuja sebagai sumber dari segala kehidupan. Osiris juga dipuja sebagai hakim yang mengadili orang-orang mati, serta isinya yang bernama Isis.
Tulisannya terkenal dengan nama hieroglyph (artinya adalah tulisan suci), sampai sekarang masih banyak disimpan orang. Tulisan itu biasanya dipahatkan pada batu atau kadang-kadang dituliskan pada daun-daun papyrus. Ciri-ciri pendidikan pada masa Mesir Purba:
- Sumber pengetahuan ialah kumpulan-kumpulan nyanyian pujaan pada dewa-dewa;
- Yang menyelenggarakan pendidikan adalah kasta pendeta. Hanya para pendeta dan prajurit yang dapat menikmati pendidikan.
Tujuan pendidikan pada masa itu adalah: bersifat susila-keagamaan. Semua aktivitas manusia akhirnya bermaksud berbakti kepada dewa-dewa. Pelajaran yang diutamakan di Mesir pada masa klasik adalah membaca, menulis, berhitung, bahasa, ilmu ukur tanah, ilmu alam, ilmu binatang, bergulat, bersenam, dan musik. Buku sumber yang digunakan adalah buku-buku hermetis, yaitu buku suci yang jumlahnya 42 buah yang berasal dari dewa Toth (Yunani: Hermes).
Pusat pendidikan disebut sekolah-sekolah kuil dan merupakan pusat-pusat kuliah yang teratur. Seluruh organisasi kuil disebut kesatuan rumah Seti, yang di dalamnya terdapat pula perpustakaan, asrama, dan sekolah rendah (untuk anak warga negara bebas).
Pendidikan di India Pada Masa Klasik
Rakyat India terbagi dalam 4 kasta, yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra. Bagi orang India ilmu adalah alat untuk mencari kesempurnaan mistik. Mistik adalah penyepian batin dari kenyataan dengan tujuan manunggal dengan Tuhan. Kasta brahmana terdiri dari kaum pendeta. Kasta ksatria adalah kaum bangsawan, prajurit, mereka menerima pengajaran dalam membaca, menulis, berhitung, dan ilmu siasat berperang. Kasta waisya terdiri dari para tukang, pedagang, peladang, dan sebagainya. Kasta waisya mendapatkan pengetahuan dan pengajaran dalam bidang pertanian. Kasta paling rendah atau kasta sudra dianggap sebagai manusia yang hina, yang hanya dapat melakukan pekerjaan budak, sehingga mereka tidak berhak mendapat pengajaran. Ciri pendidikan pada masa itu adalah:
- Pendidikan agama diutamakan. Dasar pendidikannya adalah kitab veda (kitab suci orang India);
- Kasta brahmana menjadi penyelenggara dari pendidikan. Mereka menguasai hidup dan hanya kasta ini yang mempunyai pengetahuan;
- Tujuan pendidikan adalah untuk mencapai kebahagiaan serta kesempurnaan mistik dengan ilmu pengetahuan sebagai alatnya;
- Pendidikan untuk kaum perempuan tidak diperhatikan, kecuali untuk calon-calon penari kuil.
Pelaksanaan pendidikan diawali dengan pemberian munya (kalung suci), yaitu: seutas tali yang digantungkan dari bahu kiri ke pinggang kanan. Munya sebagai tanda penerimaan dalam lingkungan keagamaan. Upacara ini disebut upacara upanayana (udayana). Pemberian munya pada anak brahmana saat berumur 8 tahun, sedang untuk anak ksatria pada usia 11 tahun, dan bagi anak waisya saat berusia 12 tahun.
Selama penyelenggaraan pendidikan, murid-murid tinggal bersama dengan gurunya, hidup sederhana dan bekerja keras membantu keluarga gurunya. Sistem ini disebut sistem guru-kula (kula:murid), atau pendidikan asrama. Guru dan istrinya dianggap sebagai orangtua oleh para murid.
Sistem guru kula masih tetap dipertahankan sampai masa India modern di samping sistem pendidikan yang lain (klasikal), terutama sekali karena pengaruh Rabindranath Tagore. Ia adalah seorang tokoh pendidikan di India yang terkenal. Tokoh lain yang besar pengaruhnya bagi pendidikan agama Islam di India adalah Sayyid Ahmad Khan.
Rabindranath Tagore. Lahir di Calcutta tanggal 7 Mei 1861. Dikirim untuk belajar di Inggris pada tahun 1877 untuk belajar ilmu kehakiman. Tahun 1886 ia menikah dan gemar menjalani hidup secara pendeta. Pada tahun 1900 mendirikan Shanti Niketan (panti perdamaian). Tahun 1913 ia mulai mengadakan perjalanan mengelilingi dunia. Tagore adalah seorang pembaharu sosial, pendidik, pujangga, ahli musik dan ahli filsafat yang berusaha memperjuangkan kemajuan bangsanya dan memperjuangkan tercapainya perdamaian dunia.
Hasil karyanya di bidang kesusastraan yang terkenal adalah Gitanjali (1913), dan merebut hadiah nobel bagi kesusastraan. Tahun 1915 mendapat gelar Doktor honoris causa dalam bidang kesusastraan dari universitas Calcutta dan tahun 1941 dari universitas Oxford. Pada tahun 1927 ia mengunjungi Jawa dan Bali, juga mengunjungi Taman Siswa. Tagore meninggal pada usia 80 tahun di Santi Nikethan pada tahun 1941. Bukunya yang terkenal adalah the Hope and Despair of Bengalie (1878), isinya adalah bahwa antara Timur dan Barat harus ada kerjasama. Cita-cita hidupnya adalah:
- pembaharuan kebudayaan India lama dengan menggabungkan antara idealisme Timur dan realisme Barat. Tapi tetap dengan pedoman bahwa India harus tetap memiliki sifat- sifatnya yang asli;
- persaudaraan sedunia tanpa mengenal perbedaan kasta, kulit, bangsa, dan agama;
- pembaharuan di lapangan sosial, memajukan rakyat dengan pendidikan rakyat, sehingga setiap desa menjadi suatu Sriniketan (panti kemakmuran).
Dalam bidang pendidikan dan pengajaran:
- Murid belajar dengan melakukan (mencoba sendiri), dengan kegiatan musik dan tari, dengan hidup dan bekerja di alam bebas;
- Agama menjadi dasar sistem pendidikan asrama (sistem guru-kula);
- Kehidupan di sekolah harus otonom, yang berhak mengatur dan memerintah sendiri (self government).
Lembaga pendidikan yang berhasil ia dirikan: Shantiniketan (panti perdamaian), tahun 1901 di Bolpur (159 km dari Calcutta); Sriniketan (panti kemakmuran), sekolah pertanian dan perkebunan, tahun 1913; Universitas Visva Bharati (Visva: dunia, Bharati: India), tahun 1921, merupakan penjelmaan perdamaian dunia. Semboyannya jatra visvan bharati ekanidan: seluruh dunia berkumpul pada satu tempat, ia menghendaki universitasnya menjadi pusat kebudayaan dunia. Fakultas-fakultasnya meliputi:
- fakultas kala bhavana (fakultas kesenian);
- fakultas sangit bhavana (fakultas musik);
- fakultas hindi bhavana (fakultas sastra dan kebudayaan Hindu).
Pengaruh Tagore cukup besar di tingkat dunia atas usahanya memperkenalkan dan mengangkat kebudayaan Timur. Moh. Syafei dan Ki Hadjar Dewantara termasuk di antaranya yang terpengaruh juga prinsip pendidikan dari Tagore.
Sayyid Ahmad Khan (1817-1896). lahir di Delhi pada tahun 1817. Ia mendapatkan pendidikan dan pengajaran termasuk membaca Al Qur’an di rumahnya sendiri. Ia adalah tokoh pendidikan yang besar di India, pendiri Universitas Islam di India (Aligarch College, 1875). Pada tahun 1889 mendapat gelar doktor honoris causa dalam ilmu hukum dari Universitas Edenburgh, dan meninggal dunia pada tahun 1899. Cita-citanya adalah mewujudkan masyarakat Islam yang modern dengan mengambil Turki sebagai contoh. Semboyannya adalah “tolonglah dirimu sendiri, hanya dengan demikian engkau dapat maju”. Beberapa usahanya di bidang pendidikan antara lain:
- Mendirikan Alifarch College (universitas Islam), yang bertujuan: menciptakan pemimpin-pemimpin dan sarjana-sarjana muslim yang sanggup mewujudkan masyarakat Islam yang modern. Universitas dibagi menjadi 2 bagian, yaitu: bagian Inggris dan Timur. Seluruh mahasiswa diwajibkan mempelajari agama Islam. Orang Hidu dan Kristen juga diterima menjadi mahasiswa;
- Pada tahun 1875 mendirikan Mohammadan Educational Conference, konferensi ini diadakan setiap tahun sekali;
- Tahun 1888 mendirikan organisasi Patriotic Association, yang bertujuan mengimbangi usaha-usaha kongres India yang makin mengutamakan kepentingan-kepentingan golongan Hindu saja.
Sekian uraian tentang perkembangan pendidikan di Asia pada masa klasik. Semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan sahabat-sahabat.
Belum ada Komentar untuk "Perkembangan Pendidikan di Asia Masa Klasik"
Posting Komentar
Komentar yang mengandung sara, pornografi, tidak sesuai dengan pembahasan, memasukan link aktif, dan bersifat merugikan orang lain akan dihapus. Terima kasih.