Proses Pembelajaran adalah Memanfaatkan Potensi Otak
Proses Pembelajaran adalah Memanfaatkan Potensi Otak - Pada postingan yang lalu telah diuraikan sedikit tentang “pembelajaran adalah proses berpikir”. Dimana pembelajaran tersebut tidak hanya menekankan pada akumulasi pengetahuan materi pelajaran, tetapi yang diutamakan adalah kemampuan peserta didik untuk memperoleh pengetahuannnya sendiri (self regulated). Namun, bagaimana dengan proses pembelajaran tersebut? Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. Menurut beberapa ahli, otak manusia terdiri dari dua bagian yaitu otak kanan dan otak kiri. Masing-masing belahan otak memiliki spesialisasi dalam kemampuan-kemampuan tertentu.
Baca juga: Pembelajaran adalah proses berpikir
Baca juga: Pembelajaran adalah proses berpikir
Proses berpikir otak kiri bersifat logis, skuensial, linier, dan rasional. Sisi ini sangat teratur. Walaupun berdasarkan realitas, ia mampu melakukan penafsiran abstrak dan simbolik. Cara berpikirnya adalah sesuai untuk tugas-tugas teratur ekspresi verbal, menulis, membaca, asosiasi auditorial, menempatkan detail dan fakta, fonetik serta simbolik (De Porter, 1992).
Cara kerja otak kanan bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistic. Cara berpikirnya sesuai dengan cara-cara untuk mengetahui yang bersifat non-verbal seperti perasaan dan emosi. Kesadaran yang berkenaan dengan perasaan (merasakan kehadiran suatu benda atau orang), kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan pola, music, seni, kepekaan warna, kreativitas, dan visualisasi.
Kedua belahan otak perlu dikembangkan secara optimal dan seimbang. Belajar yang hanya cenderung memanfaatkan otak kiri, misalnya dengan memaksa anak untuk berpikir logis dan rasional akan membuat anak dalam posisi “kering dan hampa”. Oleh karena itu, belajar berpikir logis dan rasional perlu didukung oleh pergerakan otak kanan misalnya dengan memasukkan unsure-unsur yang bisa mempengaruhi emosi, yaitu unsure estetika melalui proses belajar yang menyenangkan dan menggairahkan. Dalam standar proses pendidikan, belajar adalah memanfaatkan kedua belahan otak secara seimbang.
Proses pendidikan mestinya mengembangkan setiap bagian otak. Jika proses pembelajaran mampu mancapai otak neokorteks, maka sudah barang tentu otak reptile dan system limbic akan terkembangkan. Namun demikian, pembelajaran yang hanya menyentuh otak limbic apalagi otak reptile belum tentu neokorteks akan terkembangkan. Dengan demikian, pembelajaran mestinya mengembangkan kemampuan-kemampuan yang berhubungan dengan fungsi neokorteks, melalui pengembangan berbahasa, memecahkan masalah, dan membangun kreasi.
Demikian uraian singkat tentang proses pembelajaran adalah memanfaatkan potensi otak. Mudah-mudahan bisa menambah wawasan kita dalam menyajikan pembelajaran yang lebih inovatif dan kreatif. Semoga bisa bermanfaat.
Bener sobat, apalagi kerja otak kiri dan otak kanan itu berbeda.
BalasHapusHal demikian sebenarnya sudah mafhum dalam dunia pendidikan. Yang terpenting bagaimana para pendidik di sekolah supaya bisa menyajikan pembelajaran yang kreatif dan inovatif, tentunya tidak monoton.
Hapus