Dimensi dan Kriteria Menuju Sekolah Efektif
Dimensi dan Kriteria Menuju Sekolah Efektif - Dalam istilah fisika, dimensi merujuk pada struktur konstituen dari semua ruang (volume) dan posisinya dalam waktu (dipersepsikan sebagai dimensi skalar di sepanjang sumbu t), serta cakupan spasial obyek-obyek di dalamnya (baca: Wikipedia: Dimensi). Sedangkan kriteria dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai ukuran yg menjadi dasar penilaian atau penetapan sesuatu. Ini mengandung arti bahwa ketika sekolah ingin menjadi sekolah yang efektif, maka semua komponen-komponen sekolah harus berjalan dengan baik. Dari mulai kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, siswa bahkan stakholder sekalipun. Sudah menjadi lumrah bahwa harapan menjadi sekolah efektif adalah dambaan setiap kepala sekolah. Namun ketika komponen-komponen tersebut tidak berjalan, maka tidak mustahil dambaan sekolah yang efektif akan menjauh dari pelupuk mata. Oleh karena itu, ada dimensi-dimensi yang harus diterapkan begitu juga kriteria-kriteria untuk menjadi sekolah efektif yang harus dilakukan. Uraiannya sebagai berikut.
Tiga Dimensi Menuju Sekolah Efektif
Optimisme kita sangat penting dalam mewujudkan sekolah yang efektif bila konsep pembelajaran berorganisasi dapat kita terapkan dalam mengelola sistem organisasi sekolah. Pendapat senada dengan Peter Shenge (untuk lebih jelas mengenai hal ini, bisa baca: Guru yang Berkualitas dalam Organisasi Sekolah yang Efektif) yaitu E. Mulyasa yang menjelaskan bahwa berdasarkan teori sistem maka sekolah yang efektif harus mencerminkan keseluruhan siklus imput-proses-output, tidak hanya output atau hasil saja, serta harus mencerminkan hubungan timbal balik antara manajemen pihak sekolah dengan lingkungan yang ada disekitarnya. Lebih jauh lagi Thomas (E. Mulyasa, 2009, h. 83) mengungkapkan tentang efektifitas sekolah dalam kaitannya dengan produksi sekolah atau output lulusan dapat berfungsi ditengah masyarakat maka ada tiga dimensi penting yang harus dipenuhi agar menjadi sekolah yang efektif yaitu:
- Segi output sekolah dilihat dari keluaran administrasi yaitu suatu pelayanan baik dan maksimal yang diberikan dalam suatu proses pendidikan;
- Segi output sekolah dilihat dari aspek prilaku yang dilakukan oleh perta didik dimana kemampuan peserta didik dalam mengamalkan nilai-nilai yang telah didapatnya dalam proses pembelajaran; dan
- Segi keluaran ekonomis yang berhubungan dengan pembiayaan layanan pendidikan yang dikeluarkan dengan perolehan yang ditimbulkan atas layanan tersebut diukur dari aspek ekonomi.
Sesuai pendapat tersebut maka sekolah efektif tidak terfokus pada seberapa banyak imput yang diterima oleh sekolah yang berbanding dengan seberapa besar tingkat kelulusan yang dikeluarkan oleh sekolah, akan tetapi konsep sekolah efektif adalah bagaimana sekolah mampu mengembangkan konsep pemberdayaan sekolah dalam aspek pelayanan sehingga seluruh unsur sekolah baik guru, manajemen sekolah, tenaga kependidikan, siswa maupun stekholder lainnya merasa nyaman dan memiliki kesadaran yang utuh dalam kerja sama membangun sekolah tersebut. Dengan pelayanan yang menyenangkan akan mendorong pihak sekolah untuk memproses siswa secara berkualitas dan dapat berpengaruh pada ketercapaian tiga dimensi keberhasilan seperti yang dikemukakan oleh Thomas diatas.
Kriteria Sekolah Yang Efektif
Berkaitan dengan dimensi dan konsep efektifitas sebuah sekolah maka Prof. Dr. Sudarman Danim menyebutkan beberapa kriteria sekolah yang efektif yaitu:
- Mempunyai standar kerja yang tinggi dan jelas tentang apa yang harus diketahui dan dikerjakan siswa;
- Mengembangkan secara tepat pembelajaran menurut standar potensi yang dimiliki oleh siswa;
- Siswa dapat mengambil peran tang-gungjawab dan berprilaku positif;
- Mempunyai instrumen evaluasi dan penilaian prestasi yang jelas;
- Menggunakan metode pembelajaran yang profesional;
- Mengkreasikan lingkungan untuk mendukung kegiatan pembelajaran;
- Membuat keputusan yang demokratis dan akuntabilitas untuk kepuasan pengguna;
- Menciptakan rasa aman dan sifat saling menghargai dalam lingkungan yang efektif;
- Mempunyai harapan yang tinggi kepada semua staf;
- Secara aktif melibatkan keluarga untuk membantu siswa dalam meraih kesuksesan; dan
- Bekerja sama dengan seluruh stekholder dalam mewujudkan tujuan sekolah.
Pada akhirnya sekolah yang efektif bukanlah sekolah yang dapat meluluskan siswa 100 % pada setiap tahun dan atau sekolah yang memiliki sarana dan parasarana sekolah yang lebih lengkap. Akan tetapi dengan srana parasarana yang ada sekolah mampu mengelolanya sedimikian rupa sehingga proses yang berlangsung dalam sekolah tersebut dapat berjalan secara sehat dan dinamis. Proses tersebut akan mendorong kesadaran siswa secara aktif melaksanakan budaya belajar dan dengan budaya belajar tersebut siswa secara sadar memahami seluruh bahan yang dipelajari dan mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari untuk menjadi manusia yang dapat hidup manidir serta bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya untuk kemaslahatan hidupnya dan kemaslahatan masyarakat yang ada disekitarnya.
Maka, sangat tepat apa yang dijelaskan oleh Bill Crech bahwa untuk membangun sekolah yang efektif dan bermutu maka perlu mengkonstruksikan lima pilar utama untuk mewujudkan output dan outcome pendidikan yang lebih baik yaitu pilar produk, proses, organisasi, pemimpin dan komitmen. Dimana produk merupakan titik pusat tujuan pencapaian organisasi, yang didapat melalui proses yang berkualitas. Organisasilah yang berperan dalam proses tersebut yang dikelolah oleh manajemen atau pemimpin yang profesional. Dan tentu pemimpin itu harus mendapat dukungan dan komitmen yang kuat dari seluruh unsur yang terlibat dalam proses tersebut.
Dengan memahami konsep pemberdayaan untuk mengefektifkan lima pilar tersebut maka produktifitas yang dihasilkan sekolah melalui proses yang dikelolah sebuah organisasi sekolah di bawah kepemimpinan yang didukung sepenuhnya oleh seluruh unsur yang terlibat dalam proses dimaksud. Semoga bermanfaat.
Memang salah satu kata kunci dalam dunia pengajaran yaitu Guru yang berkualitas.
BalasHapusSepakat itu Mas Ridha, kompetensi yang harus dimiliki seorang guru pun tidak sedikit. Namun hal ini yang sekarang menjadi ironi dunia pendidikan kita. Banyak bahkan mayoritas dari guru-guru kita yang orientasinya bukan karena ingin mencerdaskan kehidupan bangsa tetapi karena hal lain. Inilah yang harus diluruskan, ketika berbagai fasilitas telah diberikan harusnya kinerja pun lebih baik. Terima kasih Mas Ridha atas komentarnya.
Hapustrims infonya mba ...
BalasHapusOk. sama-sama Bang Ilman.
HapusJika Inputnya sudah bagus...trus output nya jadi brantakan.Apanya yang salah?
BalasHapusSekedar sharing saja dan mungkin Bapak/ibu pembaca Blog Membumikan Pendidikan yang budiman lebih paham mengenai hal tersebut. Dan menurut hemat kami, pada permasalahan input bagus tapi output tidak sesuai dengan apa yang diinginkan terdapat ketidaktepatan dalam treatment atau perlakuan terhadap inputnya. Hal ini bisa meliputi beberapa faktor, bisa dari segi pembelajarannya yang mungkin membosankan dan tidak memacu motivasi siswa untuk kreatif dan aktif. Bahkan suasana sekolah pun bisa mempengaruhi mood siswa dalam belajar aktif di sekolah. Terima kasih.
Hapus