Model Inquiry Training dalam Pembelajaran
Model Inquiry Training dalam Pembelajaran - Pada postingan sebelumnya, membumikan pendidikan telah menguraikan bagaimana model Reasoning dan Problem solving sebagai salah satu model pembelajaran yang mengacu pada paradigma konstruktivistik. Selain model Reasoning dan Problem solving juga ada model Inquiry Training sebagai model pembelajaran yang berkiblat pada paradigma konstruktivistik. Dan pada kesempatan kali ini, membumikan pendidikan akan sedikit menguraikan bagaimana model Inquiry Training dalam pembelajaran. Berikut uraiannya;
Baca juga: Model Reasoning and Problem Solving dalam Pembelajaran
Untuk model Inquiry Training dalam pembelajaran, terdapat tiga prinsip kunci, yaitu pengetahuan bersifat tentatif, manusia memiliki sifat ingin tahu yang alamiah, dan manusia mengembangkan individuality secara mandiri. Prinsip pertama menghendaki proses penelitian secara berkelanjutan, prinsip kedua mengindikasikan pentingnya siswa melakukan eksplorasi, dan yang ketiga kemandirian, yang akan bermuara pada pengenalan jati diri dan sikap ilmiah.
Baca juga: Model Reasoning and Problem Solving dalam Pembelajaran
Untuk model Inquiry Training dalam pembelajaran, terdapat tiga prinsip kunci, yaitu pengetahuan bersifat tentatif, manusia memiliki sifat ingin tahu yang alamiah, dan manusia mengembangkan individuality secara mandiri. Prinsip pertama menghendaki proses penelitian secara berkelanjutan, prinsip kedua mengindikasikan pentingnya siswa melakukan eksplorasi, dan yang ketiga kemandirian, yang akan bermuara pada pengenalan jati diri dan sikap ilmiah.
Model Inquiry Training dalam Pembelajaran
Model Inquiry Training memiliki lima langkah pembelajaran (Joyce & Weil, 1980), yaitu:- Menghadapkan masalah (menjelaskan prosedur penelitian, menyajikan situasi yang saling bertentangan),
- Menemukan masalah (memeriksa hakikat obyek dan kondisi yang dihadapi, memeriksa tampilnya masalah),
- Mengkaji data dan eksperimentasi (mengisolasi variabel yang sesuai, merumuskan hipotesis),
- Mengorganisasikan, merumuskan, dan menjelaskan, dan
- Menganalisis proses penelitian untuk memperoleh prosedur yang lebih efektif.
Sistem sosial yang mendukung adalah kerjasama, kebebasan intelektual, dan kesamaan derajat. Dalam proses kerjasama, interaksi siswa harus didorong dan digalakkan. Lingkungan intelektual ditandai oleh sifat terbuka terhadap berbagai ide yang relevan. Partisipasi guru dan siswa dalam pembelajaran dilandasi oleh paradigma persamaan derajat dalam mengakomodasikan segala ide yang berkembang.
Baca juga: Komunikasi dalam Proses Belajar Mengajar
Baca juga: Komunikasi dalam Proses Belajar Mengajar
Prinsip-prinsip reaksi yang harus dikembangkan adalah: pengajuan pertanyaan yang jelas dan lugas, menyediakan kesempatan kepada siswa untuk memperbaiki pertanyaan, menunjukkan butir-butir yang kurang sahih, menyediakan bimbingan tentang teori yang digunakan, menyediakan suasana kebebasan intelektual, menyediakan dorongan dan dukungan atas interaksi, hasil eksplorasi, formulasi, dan generalisasi siswa.
Sarana pembelajaran yang diperlukan adalah berupa materi konfrontatif yang mampu membangkitkan proses intelektual, strategi penelitian, dan masalah yang menantang siswa untuk melakukan penelitian.
Sebagai dampak pembelajaran dalam model ini adalah strategi penelitian dan semangat kreatif. Sedangkan dampak pengiringnya adalah hakikat tentatif keilmuan, keterampilan proses keilmuan, otonomi siswa, toleransi terhadap ketidakpastian dan masalah-masalah non rutin.
Semoga bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Model Inquiry Training dalam Pembelajaran"
Posting Komentar
Komentar yang mengandung sara, pornografi, tidak sesuai dengan pembahasan, memasukan link aktif, dan bersifat merugikan orang lain akan dihapus. Terima kasih.