Senin, November 03, 2014

Guru sebagai Model dan Tokoh Idola Anak

Karakteristik Pendidik PAUD - Pada kesempatan kali ini situs Membumikan Pendidikan masih akan menguraikan mengenai karakter dan citra diri pendidik atau guru dan akan membahas perihal guru sebagai model atau tokoh idola anak didik. Sebelumnya telah dibahas mengenai dua karakteristik pendidik atau guru yaitu menanamkan kebaikan tanpa pamrih dan membangun citra positif anak.

Guru merupakan tokoh utama setelah orang tua yang memiliki tugas untuk membentuk dan melakukan perubahan perilaku pada diri peserta didik atau siswa. Yang secara otomatis setelah siswa meniru tindakan orang tuanya selaku orang pertama, maka orang kedua yang ditiru oleh siswa adalah gurunya.

Guru sebagai Model dan Tokoh Idola Anak

Kepribadian guru adalah contoh siswa dalam bersikap dan berperilaku. Oleh karena itu, sering kali dipaparkan dalam salah satu peribahasa dalam bahasa Indonesia yang mengatakan bahwa:

Guru kencing berdiri, Siswa kencing berlari.

Peribahasa di atas menunjukkan betapa besar pengaruh dari kepribadian seorang guru dalam pembentukan perilaku peserta didik itu sendiri. Kenyataan yang terjadi di lapangan, terkadang guru tidak memperhatikan aspek kepribadiannya ini. Dimana sering ditemukan seorang guru yang terkesan hanya menjadi pengajar dalam konteks menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan silabus yang telah direncanakan.

Baiklah, sekarang situs Membumikan Pendidikan akan menguraikan karakteristik pendidik yang ketiga, yaitu guru sebagai model atau tokoh idola anak. Penjelasannya adalah sebagai berikut.

Guru sebagai Model Idola Siswa

Seorang filosof Yunani yaitu Aesop adalah seorang pengarang dan penutur cerita. karya-karyanya dikenal sebagai Fabel Aesop. Aesop terkenal dengan fabelnya, cerita pendek yang memberi pelajaran tentang kehidupan. Dia menulis di dalam dongeng sebuah kisah yang menarik yakni seekor kepiting. Cerita singkatnya sebagai berikut:

Suatu hari seekor kepiting bertanya kepada anaknya: mengapa kamu berjalan menyamping seperti itu anakku? Seharusnya kamu berjalan lurus kedepan. Anak kepiting menjawab: tunjukkan bagaimana dulu caranya bu…, nanti aku akan meniru nya. Kepiting tua berusaha mencontohkan bagaimana berjalan lurus, tetapi tidak berhasil.

Kisah di atas menggambarkan betapa seringnya kita sebagai pendidik mengkritik dan menyalahi perilaku anak kita. Padahal perilaku adalah hasil dari proses sosialisasi dan pendidikan yang diberikan dari lingkungannya terutama dari orang tua di rumah dan pendidik di sekolah.

Seseorang telah menceritakan tentang pengalamannya dengan seorang guru yang bernama Muhayaidden. Bahwa ia telah meminta nasehat bagaimana mendidik anaknya agar menjadi anak yang baik dan memiliki akhlak mulia. Sang guru tidak memberikan jawaban yang panjang dan berteori. Tetapi hanya dengan menjawab perbaiki saja diri kamu dulu, nanti dengan sendirinya anak kamu akan menjadi baik.

Thomas Lickona mengatakan bahwa values are caught, nilai-nilai yang ditangkap anak adalah melalui contoh dari guru dan orang tuanya. Nilai-nilai adalah yang diterangkan langsung oleh gurunya.

Menjadi pendidik pada pendidikan anak usia dini tidak cukup hanya berbekal kurikulum atau acuan pembelajaran menu generik. Tetapi juga menyangkut bagaimana guru sebagai pendidik menjadi idola bagi muridnya.

Lalu bagaimana ciri-ciri guru yang menjadi idola murid-muridnya, antara lain sebagai berikut:

  • Anak bersemangat ke sekolah, anak-anak tidak sabar bersekolah dan hari-hari libur menjadi hari yang membosankan
  • Anak akan mengatakan sayang atau suka kepada gurunya kalau ditanyakan apakah mereka menyayangi gurunya,
  • Anak selalu merindukan gurunya dan
  • Anak akan mengerjakan tugas yang diberikan, karena tidak ingin mengecewakan gurunya.

Pengalaman seorang guru bernama Bill Rose, seperti diungkapkan di atas adalah salah satu bukti bagaimana seorang guru yang berusaha menumbuhkan rasa percaya diri murid-muridnya dengan penuh perhatian dan kasih sayang (etika kepribadian). Sehingga membuat murid-muridnya mau bekerja keras untuk menyenangi gurunya.

Inti dari pesan dalam artikel mengenai guru sebagai model idola siswa ini adalah bagaimana manjur dan ampuh nya sosok panutan yaitu orang tua dan guru dalam mempengaruhi perilaku anak. Apabila kita ingin menjadikan diri sebagai tokoh panutan, maka diri kita sendiri harus diperbaiki dulu.

Sekian uraian tentang karakteristik pendidik pada Pendidikan Anak Usia Dini sebagai model atau tokoh idola anak. Semoga bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "Guru sebagai Model dan Tokoh Idola Anak"

Posting Komentar

Komentar yang mengandung sara, pornografi, tidak sesuai dengan pembahasan, memasukan link aktif, dan bersifat merugikan orang lain akan dihapus. Terima kasih.

Advertisemen