Pembentukan Sikap melalui Pola Pembiasaan
Pembentukan Sikap melalui Pola Pembiasaan - Apakah sikap bisa dibentuk? Perhatikan percobaan yang dilakukan seorang psikolog terkenal yang bernama Watson.
Pada suatu hari Watson melihat ada anak yang senang dengan tikus berbulu putih. Kemana pun anak itu pergi, ia selalu membawa tikus putih yang sangat disenanginya. Watson ingin mengubah sikap senang anak terhadap tikus putih menjadi benci atau tidak senang. Maka, ketika anak hendak memegang tikus itu, Watson memberi kejutan dengan suara keras, hingga anak tersebut terkejut. Terus menerus hal itu dilakukan. Ketika anak mendekati dan hendak membawa tikut itu, dimunculkanlah suara keras; anak semakin terkejut dan lama kelamaan anak benar-benar menjadi takut dengan tikus putih itu. Jangankan ia mau memegang atau membawanya, melihat saja ia menangis dan ketakutan. Mengapa anak berubah sikapnya dari sikap positif terhadap tikus menjadi sikap negatif? Hal ini disebabkan kebiasaan (conditioning). Cara belajar sikap demikian menjadi dasar penanaman sikap tertentu terhadap suatu objek.
Dalam proses pembelajaran di sekolah, baik secara disadari maupun tidak, guru dapat menanamkan sikap tertentu kepada siswa melalui proses pembiasaan. Sebagai contoh, siswa yang setiap kali menerima perlakuan yang tidak mengenakkan atau menyenangkan dari guru, misalnya perilaku mengejek atau perilaku yang menyinggung perasaan anak. Maka, lama kelamaan akan timbul rasa benci dari anak tersebut; dan perlahan-lahan anak akan mengalihkan sikap negatif itu bukan hanya kepada gurunya itu sendiri, akan tetapi juga kepada mata pelajaran yang diampunya. Kemudian, untuk mengembalikannya pada sikap yang positif bukanlah pekerjaan yang mudah.
Inilah kenapa guru di samping sebagai fasilitator juga harus menjadi teman yang akrab dengan anak didiknya bukan menjadi orang lain apalagi menjadi musuh yang selalu menjustifikasi kekurangan-kekurangan atau ketidakmampuan siswanya.
Belajar membentuk sikap melalui pembiasaan itu juga dilakukan oleh Skinner, melalui teorinya yang dikenal dengan "Operant conditioning". Proses pembentukan sikap melalui pembiasaan yang dilakukan Watson berbeda dengan proses pembentukan sikap yang dilakukan Skinner. Pembentukan sikap yang dilakukan Skinner menekankan pada proses peneguhan respons anak. Setiap kali anak menunjukkan prestasi yang baik, Skinner kemudian memberikan penguatan (baca: reinforcement) dengan cara memberikan hadiah atau perilaku yang menyenangkan. Yang pada akhirnya, anak akan selalu berusaha meningkatkan sikap positifnya tersebut.
Itulah sekelumit tentang bagaimana pembentukan sikap melalui pola pembiasaan. Semoga kita bisa mengambil nilai plusnya dari dua percobaan di atas dan tentunya dapat memperlakukan anak didik kita sebaik-baiknya agar menjadi generasi bangsa yang unggul dan berkompeten pada bidangnya. Amien.
Belum ada Komentar untuk "Pembentukan Sikap melalui Pola Pembiasaan"
Posting Komentar
Komentar yang mengandung sara, pornografi, tidak sesuai dengan pembahasan, memasukan link aktif, dan bersifat merugikan orang lain akan dihapus. Terima kasih.