Pengintegrasian Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas
Halo sahabat Membumikan Pendidikan, kali ini situs Membumikan Pendidikan akan berbagi perihal pendidikan karakter. Sebagaimana Perpres Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) bahwa dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan seorang pendidik atau guru harus terintegrasi dengan penguatan pendidikan karakter. Dan salah satu pendekatan dari tiga pendekatan dalam implementasi pendidikan karakter, yaitu PPK Berbasis Kelas. Dimana Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas dapat membantu satuan pendidikan dalam merancang dan mengimplementasikan program dan kegiatan PPK. Baca juga: Permasalahan Bangsa Dewasa Ini dalam Pembangunan Karakter
Ada beberapa klasifikasi dalam pengintegrasian PPK Berbasis Kelas, di antaranya adalah pengintegrasian PPK dalam kurikulum, PPK melalui manajemen kelas, pemilihan metode pembelajaran, melalui mata pelajaran khusus, dan melalui gerakan literasi. Untuk lebih jelas mengenai hal tersebut di bawah ini situs Membumikan Pendidikan uraikan satu persatu.
Langkah-langkah menerapkan PPK melalui pembelajaran terintegrasi dalam kurikulum, dapat dilaksanakan dengan cara:
Dalam proses pengelolaan dan pengaturan kelas terdapat momen penguatan nilai-nilai pendidikan karakter. Contohnya, sebelum memulai pelajaran pendidik bisa mempersiapkan peserta didik untuk secara psikologis dan emosional memasuki materi pembelajaran, untuk menanamkan nilai kedisiplinan dan komitmen bersama, guru bersama peserta didik membuat komitmen kelas yang akan disepakati pada saat peserta didik belajar. Aturan ini dikomunikasikan, didialogkan, dan disepakati bersama dengan peserta didik. Tujuan pengaturan kelas adalah agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan membantu setiap individu berkembang maksimal dalam belajar. Pengelolaan kelas yang baik dapat membentuk penguatan karakter. Berikut ini contoh pengelolaan kelas yang berusaha memberikan penguatan karakter.
Pengelolaan kelas tidak bisa diredusir sekadar sebagai pengaturan tatanan lingkungan fisik di kelas, melainkan perlu lebih berfokus pada bagaimana mempersiapkan peserta didik agar memiliki kesiapan fisik, mental, psikologis, dan akademis untuk menjalani proses pembelajaran secara lebih produktif. Baca juga: Tuntutan Menjadi Guru yang Profesional
Beberapa metode pembelajaran yang dapat dipilih guru secara kontekstual, antara lain:
Pilihan dan penggunaan metode-metode pembelajaran tersebut dapat dilaksanakan dengan beberapa strategi, antara lain:
Setiap guru dapat mengajak peserta didik membaca, menulis, menyimak, dan mengomunikasikan secara teliti, cermat, dan tepat tentang suatu tema atau topik yang ada di berbagai sumber, baik buku, surat kabar, media sosial, maupun media-media lain. Dalam hubungan ini diperlukan ketersediaan sumber-sumber informasi di sekolah, antara lain buku, surat kabar, dan internet. Oleh sebab itu, keberadaan dan peranan pojok baca, perpustakaan sekolah, dan jaringan internet menjadi penting untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran.
Kreativitas guru merupakan faktor penting dalam menyajikan program dan kegiatan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara secara cerdas, agar peserta didik dapat menginternalisasi nilai-nilai positif yang terkandung di dalamnya. Pembiasaan membaca buku non-pelajaran selama lima belas menit sebelum pelajaran dimulai, sebagaimana diatur dalam Permendikbud No. 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti perlu menjadi salah satu alternatif untuk menumbuhkan dan memulai gerakan literasi di sekolah.
Ada beberapa klasifikasi dalam pengintegrasian PPK Berbasis Kelas, di antaranya adalah pengintegrasian PPK dalam kurikulum, PPK melalui manajemen kelas, pemilihan metode pembelajaran, melalui mata pelajaran khusus, dan melalui gerakan literasi. Untuk lebih jelas mengenai hal tersebut di bawah ini situs Membumikan Pendidikan uraikan satu persatu.
Integrasi PPK Berbasis Kelas
- Pengintegrasian PPK dalam kurikulum
Langkah-langkah menerapkan PPK melalui pembelajaran terintegrasi dalam kurikulum, dapat dilaksanakan dengan cara:
Langkah Pengintegrasian PPK dalam Kurikulum:
- Pengintegrasian PPK Melalui Manajemen Kelas
Dalam proses pengelolaan dan pengaturan kelas terdapat momen penguatan nilai-nilai pendidikan karakter. Contohnya, sebelum memulai pelajaran pendidik bisa mempersiapkan peserta didik untuk secara psikologis dan emosional memasuki materi pembelajaran, untuk menanamkan nilai kedisiplinan dan komitmen bersama, guru bersama peserta didik membuat komitmen kelas yang akan disepakati pada saat peserta didik belajar. Aturan ini dikomunikasikan, didialogkan, dan disepakati bersama dengan peserta didik. Tujuan pengaturan kelas adalah agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan membantu setiap individu berkembang maksimal dalam belajar. Pengelolaan kelas yang baik dapat membentuk penguatan karakter. Berikut ini contoh pengelolaan kelas yang berusaha memberikan penguatan karakter.
PPK Melalui Manajemen Kelas:
- PPK Melalui Pilihan dan Penggunaan Metode Pembelajaran
Beberapa metode pembelajaran yang dapat dipilih guru secara kontekstual, antara lain:
Metode Pembelajaran:
- Pembelajaran kolaboratif (collaborative learning). Melalui pembelajaran ini, peserta didik berlatih bagaimana bekerja sama dengan orang lain untuk menyelesaikan sebuah proyek bersama. Fokus nilai dan keterampilan yang menjadi sasaran dalam strategi pembelajaran kolaboratif adalah kemampuan bekerja sama.
- Presentasi. Peserta didik diminta untuk mempresentasikan hasil pemikiran, tulisan, dan kajiannya di depan kelas. Nilai yang dibangun dengan strategi ini adalah rasa percaya diri, kemampuan berkomunikasi dan menyampaikan gagasan, serta kemampuan untuk mempertahankan pendapat dalam berargumentasi. Bagi peserta didik yang mempresentasikan, ia akan berlatih berargumentasi dengan baik. Bagi teman-teman sekelas, mereka akan belajar mengkritisi sebuah argumentasi dengan memberikan argumentasi lain yang lebih rasional dan berdasarkan data/fakta. Strategi ini akan memperkuat kemampuan untuk berpikir kritis dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi peserta didik.
- Diskusi. Dalam pembelajaran, peserta didik perlu dilibatkan secara aktif bersama teman-temannya secara berkelompok, berintegrasi secara verbal, saling bertukar pikiran dan informasi, saling mempertahankan pendapat, mengajukan usulan dan gagasan yang lebih baik, serta bersama-sama memecahkan masalah tertentu dalam pembelajaran. Fokus penguatan karakter pada strategi ini adalah kemampuan berpikir kritis, kemampuan berkomunikasi, menghargai pendapat orang lain, percaya diri, dan mempengaruhi orang lain melalui tata cara berargumentasi yang baik.
- Debat. Peserta didik perlu diberi kesempatan untuk beradu argumentasi dalam sebuah perdebatan yang topiknya dipilih secara aktual dan kontekstual, agar mereka dapat mempertahankan argumentasinya secara logis, rasional, dengan bahasa yang komunikatif dan memikat perhatian pendengar (audiens). Fokus penguatan karakter pada strategi ini adalah kemampuan berpikir kritis, kemampuan berkomunikasi, percaya diri, dan mempengaruhi orang lain melalui tata cara berargumentasi yang baik.
- Pemanfaatan TIK. Dalam pembelajaran, peserta didik dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam rangka menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Dengan memanfaatkan TIK untuk pembelajaran, diharapkan kemampuan peserta didik dalam menggunakan sarana TIK lebih baik, pembelajaran pun lebih efektif dan menarik. Fokus pada kegiatan ini adalah literrasi digital.
- PPK Melalui Mata Pelajaran Khusus
- PPK Melalui Gerakan literasi
Setiap guru dapat mengajak peserta didik membaca, menulis, menyimak, dan mengomunikasikan secara teliti, cermat, dan tepat tentang suatu tema atau topik yang ada di berbagai sumber, baik buku, surat kabar, media sosial, maupun media-media lain. Dalam hubungan ini diperlukan ketersediaan sumber-sumber informasi di sekolah, antara lain buku, surat kabar, dan internet. Oleh sebab itu, keberadaan dan peranan pojok baca, perpustakaan sekolah, dan jaringan internet menjadi penting untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran.
Kreativitas guru merupakan faktor penting dalam menyajikan program dan kegiatan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara secara cerdas, agar peserta didik dapat menginternalisasi nilai-nilai positif yang terkandung di dalamnya. Pembiasaan membaca buku non-pelajaran selama lima belas menit sebelum pelajaran dimulai, sebagaimana diatur dalam Permendikbud No. 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti perlu menjadi salah satu alternatif untuk menumbuhkan dan memulai gerakan literasi di sekolah.
Belum ada Komentar untuk "Pengintegrasian Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas"
Posting Komentar
Komentar yang mengandung sara, pornografi, tidak sesuai dengan pembahasan, memasukan link aktif, dan bersifat merugikan orang lain akan dihapus. Terima kasih.