Selasa, Juni 07, 2016

Puasa Menciptakan Kesehatan Rohani dan Jasmani

Puasa Menciptakan Kesehatan Rohani dan Jasmani - Marhaban ya Ramadhan, Marhaban ya Syahru al-Siyam, Syahru al-Maghfiroh, Syahru al-Rahmat. Kali ini, membumikan pendidikan akan share mengenai bagaimana puasa menciptakan kesehatan rohani dan jasmani manusia. Bagi yang melakukan kewajiban puasa dengan ikhlas tentu mereka dapat dikatakan telah membuktikan imannya kepada Tuhan. Karena iman bukan saja diucapkan dengan lidah, tapi harus pula diikrarkan dengan kalbu kemudian dibuktikan dalam perbuatan. Maka seorang muslim ialah seorang yang memiliki integritas.

Dalam perspektif agama, ialah bertolak kepada percaya atau iman. Maka setiap kewajiban agama harus percaya bahwa dalam kewajiban tersebut terkandung nilai guna, manfaat serta maslahat yang bukan tertuju kepada Tuhan, sebab Dia adalah Dzat Yang Maha Sempurna. Tapi nilai guna, manfaat serta maslahatnya untuk manusia itu sendiri. Karena itulah membumikan pendidikan akan share kepada sahabat-sahabat tentang bagaimana puasa dapat menciptakan kesehatan rohani dan jasmani manusia.

Baca juga: Hakikat Puasa bagi Manusia

Hikmah-Hikmah Puasa bagi Manusia

Berbicara tentang bagaimana efek puasa pada manusia, tentu ia harus diuji dari segi ilmu pengetahuan. Baik dalam perspektif psikologi, paedagogi, sosiologi, ekonomi, kesehatan jasmani, termasuk juga ilmu hitung dan ilmu falak mempunyai petunjuk-petunjuk yang baik. Di dalam ilmu jiwa dan pendidikan orang mengenal teori-teori hidup disiplin, teori pengosongan, pemulihan tenaga, pembersihan, dan lain-lain sebagainya. Semuanya meyakinkan bahwa puasa menurut Islam member manfaat bagi perkembangan jiwa dan jasmani manusia.

Dalam ayat yang menerangkan tentang puasa, bahwa puasa bertujuan membentuk manusia takwa (al-Baqarah ayat 183). Tidak ada satu agama pun di dunia yang mengajarkan pemeluknya untuk takwa kecuali Islam. Dari Islam lah lahir terminologi takwa yang sekarang terminologi ini telah dipakai secara meluas dalam masyarakat. Sesungguhnya takwa berarti suatu sikap mental yang tumbuh atas dasar jiwa tauhid dan berkembang dengan ibadah-ibadah yang dilakukan kepada Allah Swt. Jadi ia adalah buah dari ibadah.

Sebagaimana arti kata puasa dalam bahasa Arab (shaum) artinya menahan diri dari segala sesuatu. Maka berdasar dari kata asalnya, Nabi Saw telah meletakan nilai yang sebenarnya tentang puasa. Beliau bersabda: Bukanlah puasa itu sekedar menahan diri dari makan dan minum. Sesungguhnya puasa itu ialah mencegah diri dari segala perbuatan yang sia-sia/tidak bermanfaat dan menjauhi perkataan-perkataan kotor dan keji. Sebab itu, jika ada orang yang mengajak kamu berbuat sia-sia dan berkata kotor, haruslah kamu berkata: Saya sedang puasa! Saya sedang puasa! (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dari Abu Hurairah).

Menurut hadits tersebut, orang yang berpuasa selain harus menahan diri dari pada makan, minum, juga wajib baginya menahan diri untuk tidak berkata-kata kotor dan tidak berbuat sesuatu yang sia-sia. Yang dimaksud perkataan-perkataan kotor ialah segala perkataan yang negatif, berbahaya dan merugikan. Misalnya, mengumpat, memfitnah, menipu, berbohong, caci maki, mengadu domba dan sejenisnya.
Puasa Menciptakan Kesehatan Rohani dan Jasmani
Dari perspektif pendidikan, puasa menumbuhkan disiplin jiwa, moril dan semangat social yang kuat. Puasa mulai memberikan dasar latihan untuk menahan makan, minum dan bersenggama yang bersifat jasmaniah. Kemudian puasa membentuk kesadaran hidup manusia yang lebih tinggi, menjulang dan menerobos ke dalam alam kehidupan rohani manusia, untuk menghidupkan manusia ke dalam alam terang benderang.

Berbagai macam latihan mental yang ditempakan oleh puasa. Ia mendidik menusia berjiwa besar, sanggup mengatasi segala macam kesulitan dan cobaan hidup. Ia menumbuhkan sifat sabar yang hebat pada manusia. Sabar untuk menderita apabila bentuk hidup itu harus dihadapkan kepadanya dan tidak mudah putus asa. Dan tahan dalam menghadapi musim pancaroba dalam kehidupan. Ia pun melatih manusia berjuang mengalahkan hawa nafsu, mengendalikan dan mengarahkannya. Karena dasar hawa nafsu adalah jahat, bertujuan membinasakan manusia. Sebagaimana hawa nafsu yang ada pada binatang, tujuannya untuk memenuhi kebuasan, perut dan seksual semata. Untuk memperoleh pemenuhan-pemenuhan tersebut, binatang-binatang tidak memiliki norma-norma halal atau haram, tidak punya kode etik.

Puasa pun mendidik manusia berakhlak, teguh memegang amanah, jujur dan disiplin. Di tempat-tempat sunyi dimana tidak seorangpun yang melihat, di pojok-pojok rumah, dan di ruang-ruang kamar yang sepi. Karena puasa, maka berpantang sebutir nasi masuk ke dalam perut, tidak pula seteguk air membasahi kerongkongan yang terasa akan retak karena kering dan kehausan. Maka apabila puasa itu dilakukan secara disiplin oleh umat Islam yang menjadi umat mayoritas negeri ini, mereka akan menjadi manusia teguh memegang amanah, jujur dan berdisiplin.

Rasa lapar dan dahaga akibat puasa, menanamkan jiwa sosial yang kuat. Puasa mengajarkan pengalaman sebagaimana nasib kaum dhu’afa yang siang malam hanya menghadapi problematika perut. Sebagai realisasi dari latihan puasa ini, maka setiap kepala diwajibkan membayar zakat fitrah pada akhir bulan Ramadhan untuk dibagi-bagikan kepada fakir miskin. Maka puasa yang dilakukan dengan sebenar-benarnya, puasa adalah suatu latihan mental dan fisik, mendidik manusia berakhlak mulia, menciptakan insan berwatak yang pada titik akhirnya akana menciptakan kesehatan rohani.

Puasa dalam Perspektif Kesehatan

Kalau puasa kita tinjau dari perspektif kesehatan, pasti akan lebih menarik lagi. Dr. Med. Ahmad Ramali menulis tentang puasa dalam Islam. Istirahat yang diberikan kepada alat-alat pencernaan tiap-tiap siang hari sebulan lamanya tak lain melainkan menambah tenaganya semata. Seperti tanah ladang yang dibiarkan beberapa lamanya agar supaya kesuburannya memberikan hasil. Sebab alat-alat tubuh manusia itu sudah dijadikan demikian, hingga istirahat baginya berarti menambah tenaganya bekerja dan kekuatan menahan payah. Makin baik kerja perut besar dan perut panjang, maka tubuh makin sehat. Nabi Saw telah bersabda: "Berpuasalah agar kamu sehat".
 
Dalam redaksi yang berbeda Nabi Saw pernah bersabda, bahwa manusia yang banyak makan dan tidak teratur, maka orang itu akan menjadi pemalas dan suka mengantuk. Ini sejalan dengan ilmu kesehatan, karena kebiasaan yang demikian dapat merusak alat pencernaan dalam tubuh. Dengan puasa, alat pencernaan disuruh istirahat sebentar atau dapat diistilahkan “turun mesin” dalam ilmu montir. Agar dapat dikontrol pada bagian-bagian yang rusak/aus. Dengan memberikan kesempatan kepada perut untuk istirahat, juga sebagaimana memberikan kesempatan pada mesin untuk diistirahatkan supaya tidak cepat rusak.

Baca juga: Hikmah Puasa di Bulan Ramadhan

Di dalam melakukan puasa dalam Islam, Nabi Saw menganjurkan agar kita memperlambat makan sahur dan mempercepat waktu berbuka. Tetapi Nabi Saw mewajibkan kita melakukan niat puasa sebelumnya.
“Barang siapa yang tidak berniat akan puasa pada malamnya sebelum terbit fajar, maka tidaklah ada puasa baginya” (HR. Lima Ahli Hadits)
Terlepas dari keyakinan keagamaan yang berbeda-beda, niat puasa itu dalam cara Islam adalah yang terbaik, bahkan dapat dipakai dalam berbagai keperluan biologis. Seperti yang kita ketahui bahwa di dalam otak terdapat berbagai pusat control. Misalnya pusat kesadaran, pusat perasaan, pusat gerak, pusat pernapasan, pusat peredaran darah dan lain sebagainya. Niat puasa sangat penting karena mengontrol pusat kesadaran. Apabila control pusat kesadaran itu cukup kuat, maka dapat pula mengontrol pusat-pusat dan fungsi-fungsi lain. Dengan demikian, niat puasa yang ikhlas tidak usah dikhawatirkan akan menimbulkan penyakit kantong nasi (maagzweer) karena kadar asam yang terlalu tinggi. Seperti yang dikhawatirkan oleh sementara orang yang anti puasa. Karena dalam kesadaran yang penuh dalam puasa, maka berbagai kelenjar juga akan terkontrol oleh pusat kesadaran.

Demikianlah uraian mengenai Puasa menciptakan kesehatan rohani dan jasmani manusia di bulan Ramadhan ini. Semoga dapat termotivasi dalam menjalankan puasa dengan selalu menjalankan pula ibadah-ibadah yang ada di dalamnya dan tentunya semoga postingan ini dapat bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "Puasa Menciptakan Kesehatan Rohani dan Jasmani"

Posting Komentar

Komentar yang mengandung sara, pornografi, tidak sesuai dengan pembahasan, memasukan link aktif, dan bersifat merugikan orang lain akan dihapus. Terima kasih.

Advertisemen