Rabu, April 15, 2015

Model Pembelajaran PAUD dengan Main Pembangunan/Bermain Konstruktif

Model Pembelajaran PAUD dengan Main Pembangunan/Bermain Konstruktif - Setelah pada postingan sebelumnya telah membumikan pendidikan uraikan perihal apa itu agen simbolik, pengganti simbolik dan kerumitan simbolik dalam model pembelajaran PAUD dengan pendekatan bermain peran. Maka pada kesempatan kali ini, membumikan pendidikan akan share mengenai jenis bermain yang terakhir dalam model pembelajaran dengan pendekatan sentra yaitu Main Pembangunan atau Bermain Konstruktif.

Baca juga: Model-Model Pembelajaran Inovatif di PAUD

Bahwa sudah kita meklumi bahwa dalam model pembelajaran dengan pendekatan sentra di PAUD terdapat tiga jenis bermain. Tiga jenis bermain tersebut adalah bermain sensorik, bermain peran dan bermain konstruktif atau main pembangunan. Membumikan pendidikan telah share mengenai bermain sensorik dan bermain peran. Dan sekarang pada postingan kali ini akan dibahas jenis bermain yang terakhir yaitu bermain konstruktif atau Main Pembangunan. Langsung saja uraiannya sebagai berikut.

Baca juga: Model Pembelajaran dengan Pendekatan Sentra di PAUD

Main Pembangunan/Bermain Konstruktif

Main pembangunan atau bermain konstruktif juga dibahas dalam kerja Piaget (1962) dan Smilansky (1968). Piaget menjelaskan bahwa kesempatan main pembangunan membantu anak untuk mengembangkan keterampilannya yang akan mendukung keberhasilan sekolahnya dikemudian hari. Dr. Charles, H. Wolfgang, dalam bukunya yang berjudul School for Young Children (1992), menjelaskan suatu tahap yang berkesinambungan dari bahan yang paling cair atau messy, seperti air, ke yang paling terstruktur, seperti puzzle. Cat, krayon, spidol, play dough, air, dan pasir, dianggap sebagai bahan main pembangunan sifat cair atau bahan alam. Balok unit, LegoTM, balok berongga, Bristle BlockTM, dan bahan lainnya dengan bentuk yang telah ditentukan sebelumnya, yang mengarahkan bagaimana anak meletakkan bahan-bahan tersebut bersama menjadi sebuah karya, dianggap sebagai bahan main pembangunan yang terstruktur. Anak dapat mengekspresikan dirinya dalam bahan-bahan ini. Mengembangkan dari main proses atau main sensorimotor yang kami lihat pada anak usia di bawah tiga tahun ke tahap main simbolik yang kami lihat pada anak usia tiga sampai enam tahun yang dapat terlibat dalam hubungan kerja sama dengan anak lain dan menciptakan karya nyata.

Penelitian membuktikan (CCCRT, 2002) tahapan untuk menggambar, melukis dan main balok, dapat digunakan untuk menilai hasil karya anak. Bila anak dibolehkan untuk mendapatkan pengalaman di lingkungan main keaksaraan yang kaya, mereka akan mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan di sekolah nantinya.

Anak harus memiliki waktu untuk bermain, tempat untuk bermain, perabotan yang tepat untuk mendukung bermain mereka, dan pijakan dari guru ketika dibutuhkan. Dengan konsep ini dalam pikiran orang dewasa dalam lingkungan anak usia dini harus ditekankan untuk menyediakan tiga jenis permainan, intensitas dan densitas dari pengalaman bermain.

Contoh: Anak dibolehkan untuk memilih dari serangkaian kegiatan bermain setiap hari yang menyediakan kesempatan untuk terlibat dalam bermain peran, pembangunan dan sensorimotor.

Konsep intensitas menekankan pada jumlah waktu yang dibutuhkan anak untuk berpindah melalui tahap perkembangan kognisi, sosial, emosi, dan fisik yang dibutuhkan agar dapat berperan serta dalam keberhasilan sekolah di kemudian hari.

Contoh: Anak-anak harus memiliki pengalaman harian yang membolehkan mereka untuk berhubungan dengan bahan pembangunan, sifat cair, yang menyediakan kesempatan untuk menggambar, melukis, dan keterampilan awal menulis. Bahan-bahan seperti kertas dengan tekstur, ukuran, dan warna yang berbeda, dengan spidol dan krayon. Papan lukis dengan kertas berbagai ukuran dan kuas-kuas akan membantu anak sepanjang waktu untuk berkembang melalui tahap awal dari corat-coret ke penciptaan sesuatu yang mewakili wujud nyata dan tahap awal dari corat-coret ke menulis kata dan kemudian kalimat.

Konsep dari densitas menekankan pada kegiatan yang berbeda yang disediakan untuk anak oleh orang dewasa di lingkungan anak usia dini. Kegiatan-kegiatan ini harus memperkaya kesempatan pengalaman anak melalui tiga jenis permainan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan perkembangan anak.

Contoh: anak dapat menggunakan cat di papan lukis, nampan cat jari, cat dengan kuas kecil di atas meja, dan sebagainya. Untuk melatih keterampilan pembangunan sifat cair. Anak-anak dapat menggunakan balok unit (Pratt), palu dengan paku dan kayu, sisa-sisa bahan bangunan dengan lem tembak, dan LegoTM untuk berlatih keterampilan pembangunan terstruktur. Kebanyakan tempat main peran hanya untuk “kerumahtanggaan” yang hanya diminati oleh anak perempuan. Sedangkan pengalaman seperti klinik dokter gigi, tempat bangunan, rumah makan dengan kolam ikan di bagian luar, dan lain-lain, direncanakan sepanjang tahun menarik baik untuk anak perempuan maupun anak laki-laki dalam bermain peran yang terlibat dan densitas dari jenis permainan yang disediakan.

Penelitian dan teori mendukung pengalaman bermain sebagai sebuah dasar untuk program anak usia dini yang bermutu, tetapi semua anak tidak mendapatkan keuntungan secara penuh tanpa rencana, penataan lingkungan, dan pijakan orang dewasa untuk pengalaman. Pengalaman bermain anak seharusnya direncanakan dengan hati-hati dan diberi pijakan untuk memenuhi kebutuhan setiap anak.

Empat Pijakan Bermain Konstruktif/Pembangunan

Empat langkah pijakan berikut ini untuk mencapai mutu pengalaman main (CCCRT, 1999):
Model Pembelajaran PAUD dengan Main Pembangunan/Bermain Konstruktif

1) Pijakan Lingkungan Main
  • Mengelola awal lingkungan main dengan bahan-bahan yang cukup (3 tempat main untuk setiap anak)
  • Merencanakan intensitas dan densitas pengalaman
  • Memiliki berbagai bahan yang mendukung tiga jenis main: sensorimotor, pembangunan dan main peran
  • Memiliki berbagai bahan yang mendukung pengalaman keaksaraan
  • Menata kesempatan main untuk mendukung hubungan sosial yang positif
2) Pijakan Pengalaman Sebelum Main
  • Membaca buku yang berkaitan dengan pengalaman atau mendatangkan narasumber
  • Menggabungkan kosakata baru dan menunjukkan konsep yang mendukung perolehan keterampilan kerja (Standar Kinerja)
  • Memberikan gagasan bagaimana menggunakan bahan-bahan
  • Mendiskusikan aturan dan harapan untuk pengalaman main
  • Menjelaskan rangkaian waktu main
  • Mengelola anak untuk keberhasilan hubungan sosial
  • Merancang dan menerapkan urutan transisi main
3) Pijakan Pengalaman Main Setiap anak
  • Memberikan anak waktu untuk mengelola dan memperluas pengalaman main mereka
  • Mencontohkan komunikasi yang tepat
  • Memperkuat dan memperluas bahasa anak
  • Meningkatkan kesempatan sosialisasi melalui dukungan pada hubungan teman sebaya
  • Mengamati dan mendokumentasikan perkembangan dan kemajuan main anak
4) Pijakan Pengalaman Setelah Main
  • Mendukung anak untuk mengingat kembali pengalaman mainnya dan saling menceritakan pengalaman mainnya
  • Menggunakan waktu membereskan sebagai pengalaman belajar positif melalui pengelompokan, urutan, dan penataan lingkungan main secara tepat.

Sejumlah orang dewasa yang bekerja pada program anak usia dini berpikir cukup hanya mengambil beberapa buku dari rak buku untuk dibaca dan membiarkan anak berlari secara bebas ke kelas atau ke halaman sementara mereka berdiri dan bicara pada anak lain. Pengalaman main yang bermutu membutuhkan orang dewasa yang tahu tahap perkembangan setiap anak dalam setiap jenis main. Orang dewasa ini harus menggunakan informasi tersebut untuk merencanakan, menata, memberi pijakan yang diperkaya dengan keaksaraan pengalaman main. Pengalaman-pengalaman ini harus mendukung perolehan keterampilan dan pengetahuan yang mendukung keberhasilannya di sekolah di kemudian hari.

Jenis-Jenis Sentra Bermain di PAUD

Sentra bermain terdiri dari : 
  • Sentra Bahan Alam dan Sains
Bahan-bahan yang diperlukan di sentra ini adalah daun, ranting, kayu, pasir, air batu, biji-bijian dan lain-lain. Sentra ini memfasilitasi anak untuk mengembangkan dan memperluas pengalaman bermain sensorimotor dengan memberikan banyak kesempatan pada anak untuk mengeksplorasi bahan-bahan alami dalam mengembangkan kematangan motorik halus yang diperlukan dalam proses kesiapan menulis, keterampilan berolahraga dan menstimulasi system kerja otak anak.
  • Sentra Balok
Sentra balok berisi berbagai macam balok dalam berbagai bentuk, ukuran, warna dan tekstur. Di sini anak belajar banyak hal dengan cara menyusun/ menggunakan balok, mengembangkan kemampuan logika matematika/berhitung permulaan, kemampuan berpikir dan memecahkan masalah.
  • Sentra Seni
Bahan-bahan yang diperlukan di sentra ini adalah kertas, cat air, krayon, spidol, gunting kapur, tanah liat, pasir, lilin, kain, daun, dan potongan-potongan bahan/ gambar. Sentra seni menfasilitasi anak untuk memperluas pengalaman dalam mewujudkan ide, gagasan dan pengalaman yang dimiliki anak ke dalam karya nyata (hasil karya) melalui metode proyek.
  • Sentra Bermain Peran
Sentra bermain peran terdiri dari ; sentra bermain peran makro dapat digunakan anak sebagai model. Sentra bermain peran mikro misalnya menggunakan boneka, maket meja-kursi, rumah-rumahan dan sebagainya. Sentra bermain peran merupakan wujud dari kehidupan nyata yang dimainkan anak, membantu anak memahami dunia mereka dengan memainkan berbagai macam peran. Pemilihan berbagai benda untuk bermain peran tergantung dari minat anak pada saat itu. Misal, Tema “Keluarga”, dengan alat-alat yang dibutuhkan peralatan dapur dan lain-lain.
  • Sentra Persiapan
Bahan yang ada pada sentra ini adalah buku-buku, kartu kata, kartu huruf, kartu angka dan bahan-bahan untuk kegiatan menyimak, bercakap-cakap dan persiapan menulis serta berhitung. Kegiatan yang dilaksanakan adalah persiapan membaca permulaan, menulis permulaan serta berhitung permulaan. Mendorong kemampuan intelektual anak, gerakan otot halus, koordinasi mata-tangan, belajar keterampilan sosial (berbagi, bernegosiasi dan memecahkan masalah)
  • Sentra Agama
Bahan-bahan yang disiapkan adalah berbagai maket tempat ibadah, perlengkapan ibadah, gambar-gambar, buku-buku cerita keagamaan, dan sebagainya. Kegiatan yang dilaksanakan adalah menanamkan nilai-nilai kehidupan beragama, keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agama merupakan suatu konsep yang abstrak, perlu diterjemahkan menjadi aktivitas yang konkrit bagi anak.
  • Sentra Musik
Bahan yang dibutuhkan pada sentra musik, misalnya botol beling/kaca, tempurung kelapa, rebana, tutup botol, triangle dan lain-lain. Sentra musik memfasilitasi anak untuk memperluas pengalamannya dalam menggunakan gagasan mereka melalui olah tubuh, bermain musik dan lagu yang dapat memperluas pengalaman serta pengetahuan anak tentang irama, birama (ketukan) dan mengenal berbagai bunyi-bunyian dengan menggunakan alat-alat musik yang mendukung, misalnya pianika, piano, rebana dan lain-lain.

Demikianlah uraian singkat mengenai Model Pembelajaran PAUD dengan Main Pembangunan/Bermain Konstruktif. Semoga dapat bermanfaat dan bisa menjadi bahan referensi dalam membuat model pembelajaran untuk pendidikan anak usia dini atau PAUD.

Belum ada Komentar untuk "Model Pembelajaran PAUD dengan Main Pembangunan/Bermain Konstruktif"

Posting Komentar

Komentar yang mengandung sara, pornografi, tidak sesuai dengan pembahasan, memasukan link aktif, dan bersifat merugikan orang lain akan dihapus. Terima kasih.

Advertisemen