Konsep Dasar Komunikasi dalam Pola Pengasuhan
Konsep Dasar Komunikasi - Pada kesempatan kali ini, membumikan pendidikan akan menguraikan tentang konsep dasar komunikasi dalam pola pengasuhan anak. Hal ini dianggap penting, karena tanpa komunikasi yang baik tidak akan ada keluarga yang bahagia. Tanpa orangtua yang bekerja sama sebagai satu tim, disiplin akan mustahil tercapai. Tanpa percakapan efektif tidak akan ada kesepahaman untuk mencapai sebuah kesepakatan. Inilah mengapa seringkali orangtua tidak saling setuju dalam satu hal, misalnya ayah adalah pendisipin sedangkan ibu lemah. Yang satu berteriak seperti “polisi yang baik” dan yang lain sebagai “polisi yang buruk”. Yang satu hanya berteriak dan yang satu lagi memeluk serta menenangkan.
Baca juga: Pengertian dan Macam-Macam Pola Asuk Anak
Misalnya dikeseharian dalam suatu rumah tangga, kita akan menemukan suatu kondisi dimana Ibu berkata “Iya” dan Ayah berkata “Tidak”. Ibu berkata, “Tidak apa-apa sayang” dan Ayah berkata, “Masuk kamar sana!”. Ibu berteriak, “Lihat saja kalau ayahmu pulang!” dan ketika Ayah tiba, kejadian itu dilupakan. Ibu berkata, “ Jangan teriak lagi!” dan ayah mulai berteriak ketika ia melewati pintu depan. Ini harus dihentikan, dan komunikasi merupakan jalan keluar.
Sesungguhnya pendidikan yang utama dan pertama bagi anak usia dini berada di rumah bersama orang tua (Bapak dan Ibu). Indikatornya adalah:
- Orang tua (Bapak dan Ibu) merupakan orang yang paling bertanggungjawab terhadap perkembangan anak-anaknya,
- Orang tua (Bapak dan Ibu) merupakan orang yang pertama berinteraksi dengan anak-anaknya sebelum mereka berinteraksi dengan orang lain,
- Lingkungan keluarga merupakan lingkungan terdekat (micro system) yang sangat berpengaruh terhadap kepribadian anak, dan
- Waktu yang dimiliki oleh anak lebih banyak dihabiskan di rumah bersama orang tua (Bapak dan Ibu).
Dengan demikian pemberian asah, asih dan asuh kepada anak usia dini menjadi tanggungjawab utama bagi orang tua (Bapak dan Ibu).
Komunikasi dalam Pola Pengasuhan
Bahasa sebagai sarana komunikasi, juga mampu membangun keterampilan berkomunikasi, keterampilan menyampaikan pendapat, gagasan, dan pandangan dalam menyikapi suatu persoalan yang dihadapi dalam kehidupan pada era global ini. Keterampilan seperti itu tentu sangat dibutuhkan dalam proses tumbuh kembang.
Baca juga: Peran Pola Asuh dalam Membentuk Karakter Anak
Selain sebagai sarana komunikasi, bahasa juga merupakan alat berpikir. Oleh karena itu, melalui kemampuan berbahasa, berbagai persoalan yang dihadapi dapat dipahami, disikapi, dan dicerna dengan baik sehingga dapat menambah kematangan berpikir/intelektual seseorang. Dengan demikian, kematangan berpikir dan kemampuan menyikapi setiap masalah dengan kritis merupakan dua hal yang saling melengkapi dalam pembentukan kualitas individu untuk membangun kreativitas dan daya inovasi. Berkenaan dengan itu, kemampuan berkomunikasi yang tinggi dan daya pikir yang kritis dalam menghadapi setiap tantangan pada gilirannya juga dapat melahirkan generasi yang kreatif dan inovatif.
Proses Belajar Komunikasi Anak
Komunikasi merupakan kunci sukses hubungan antara orang tua dengan anak-anaknya. Bentuk komunikasi verbal dengan kata-kata maupun komunikasi non verbal seperti pelukan, ciuman, sentuhan, dll merupakan bentuk komunikasi yang perlu dipupuk dan dilatih kepada anak sejak anak usia dini. Sehingga sampai kapanpun “komunikasi kasih sayang” (compassionate communication) dari ke-dua orang tua kepada anak-anaknya dapat terus berlangsung, tanpa anak merasa malu, terganggu dan lain-lain.
Proses belajar komunikasi anak merupakan kolaborasi antara kedua orang tua dengan anak-anaknya, dan kolaborasi tersebut dapat dimulai sejak anak masih 0 tahun. Masa inilah merupakan fondasi bagi seorang anak untuk membekali dirinya dalam menyongsong dan menjalani kehidupan dimasa depannya. Proses pembelajaran komunikasi ini akan mematangkan pembelajaran etika, nilai (value), kepribadian, dan sikap agar mereka benar-benar menjadi sosok penerus bangsa yang berperilaku dan berkepribadian luhur seperti apa yang diamanatkan oleh para pejuang negeri tercinta ini.
Baca juga: Permasalahan Bangsa Dewasa Ini dalam Pembangunan Karakter
Komunikasi yang baik antara orang tua dengan anak, sangat membantu anak memahami dirinya sendiri, perasaannya, pikirannya, pendapatnya dan keinginan-keinginannya. Anak dapat mengidentifikasi perasaannya secara tepat sehingga membantunya untuk mengenali perasaan yang sama pada orang lain. Lama kelamaan, semakin anak terlatih dalam mengenali emosi, tumbuh keyakinan dan sense of control terhadap perasaannya sendiri (lebih mudah mengendalikan sesuatu yang telah diketahui). Misal, jika anak sudah tahu bagaimana rasanya marah, sedih, kecewa, takut, kesepian, dsb. Maka akan lebih mudah bagi orang tua memberikan alternatif-alternatif cara menghadapi dan menyelesaikannya.
Setiap orang tua dan pendidik pasti menginginkan yang terbaik bagi anaknya, tapi kadang harapan itu terkendala oleh komunikasi dan pola asuh yang diterapkan oleh orang tua sejak anak tersebut berusia dini. Dengan mengetahui betapa pentingnya komunikasi dalam pengasuhan ini, maka modul ini sangat penting untuk disusun dan diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu referensi bagi setiap orang tua dalam mendidik dan mengasuh anaknya. Dengan bekal pengetahuan komunikasi dalam pengasuhan, maka orang tua dapat mewujudkan dan membimbing anak-anaknya menjadi anak yang handal dan berkualitas serta siap untuk menghadapi kehidupan yang semakin kompleks.
Demikian uraian singkat mengenai konsep dasar komunikasi dalam pola pengasuhan anak. Semoga bisa bermanfaat dan dapat diimplementasi dalam kehidupan khususnya dalam mendidik anak.
Belum ada Komentar untuk "Konsep Dasar Komunikasi dalam Pola Pengasuhan"
Posting Komentar
Komentar yang mengandung sara, pornografi, tidak sesuai dengan pembahasan, memasukan link aktif, dan bersifat merugikan orang lain akan dihapus. Terima kasih.