Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) - Berdasarkan sejarah panjang yang ada, peraturan hukum yang dibuat, serta pendapat para ahli maka anak berkebutuhan khusus didefinisikan sebagai ”Anak yang secara signifikan berbeda dalam beberapa dimensi yang penting dari fungsi kemanusiaannya. Mereka yang secara fisik, psikologis, kognitif atau sosial terhambat dalam mencapai tujuan-tujuan/kebutuhan dan potensinya secara maksimal, meliputi mereka yang tuli, buta, mempunyai gangguan bicara, cacat tubuh, retardasi mental, gangguan emosional. Juga anak-anak yang berbakat dengan inteligensi yang tinggi, dapat dikatagorikan sebagai anak berkebutuhan khusus/luar biasa, karena memerlukan penanganan yang terlatih dari tenaga profesional” (Suran dan Rizzo, 1979 dalam Mangunsong, F 2009).
Anak berkebutuhan khusus pun menurut Hallahan dan Kauffman (2006) memerlukan pendidikan dan layanan yang khusus agar potensi kemanusiaan yang mereka miliki dapat berkembang. Anak berkebutuhan khusus sudah jelas tampak berbeda dengan anak kebanyakan dalam satu atau lebih hal semisal: adanya keterbelakangan mental, ketidakmampuan belajar atau gangguan atensi, gangguan emosi atau perilaku, hambatan fisik, hambatan berkomunikasi, autisma, hambatan pendengaran, hambatan penglihatan atau keberbakatan dan kecerdasan istimewa (hal 8, dalam Mangunsong F, 2009).
Kekhususan yang dikaitkan dengan perbedaan cara belajar tentunya memberikan dampak pada cara menginstruksikan yang berbeda dengan anak yang biasa. Kekhususan yang dialami setiap anak bisa jadi memiliki penyebab, tingkat keparahan, dampak bagi kemajuan pendidikan dan dampak itupun jadi berbeda jika dikaitkan dengan usia, jenis kelamin dan lingkungan hidup anak tersebut masing-masing.
Ada banyak macam dari anak-anak berkebutuhan khusus, di antaranya adalah sebagai berikut :
- Anak dengan keterbelakangan mental
- Anak dengan keterlambatan perkembangan fisik
- Anak dengan gangguan emosional dan spektrum autisma
- Anak dengan hambatan perkembangan kognitif
- Anak berbakat dan cerdas istimewa
Anak Dengan Gangguan Perkembangan Mental
American Association on Mental Retardation mendefinisikan anak dengan keterbelakang mental adalah anak-anak yang memiliki fungsi intelektual di bawah rata-rata secara bermakna, terlihat memiliki kesulitan dalam perilaku adaptif yang dimunculkan melalui kesulitan membuat konsep, keterampilan sosial dan praktik perilaku adaptif dan terjadi pada rentang usia perkembangannya yaitu di bawah 18 tahun.
Penyebab terjadinya keterbelakangan mental ini antara lain:
- Saat prenatal, biasanya dikarenakan adanya abnormalitas dari kromosom. Contohnya adalah Down Syndrome, Fragile X Syndrome, Prader-Willi syndrome, Fetal alcohol syndrome, Phenylketonuria, Toxoplasmosis.
- Saat Perinatal, biasanya terjadi selama atau seketika setelah anak lahir. Anak yang lahir prematur dengan berat badan sangat kecil, kekurangan oksigen pada waktu lahir, penggunaan alat bantu seperti forcep yang kurang tepat.
- Post natal, bisa saja ketika selama kehamilan dan saat kelahiran anak tidak mengalami gangguan apa-apa namun setelah itu anak terjangkit encephalitis, keracunan timbal dan kerusakan otak maka kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya keterbelakangan mental pada anak.
Karakteristik dari Anak dengan Keterbelakang Mental
- Secara kognitif anak tersebut sangat berbeda dengan anak normal, dari penggolongan IQ nya saja mereka dapat dikategorikan sebagai:
- Keterbelakangan mental ringan (IQ= 55 – 69)
- Keterbelakangan mental sedang (IQ = 40 -54)
- Keterbelakangan mental berat (IQ = 25 – 39)
- Keterbelakangan mental sangat berat (IQ = di bawah 25)
Dengan derajat keterbelakang mental yang berbeda itu maka tingkatan dari layanan dukungan buat merekapun menjadi berbeda pula. Kemampuan memori, menggeneralisasi, motivasi, bahasa dan keterampilan akademisnya menjadi terbatas.
- Secara sosial, banyak anak dengan keterbelakangan mental mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
- Perilaku beradaptasi pun ada mengalami gangguan terutama dalam hal komunikasi, merawat diri sendiri, keterampilan sosial, kehidupan sehari-hari, menikmati waktu senggang, kesehatan dan keselamatan, kemampuan mengarahkan diri, fungsi akademis, dan keterlibatan di masyarakat.
- Secara emosional, mereka seringkali terperosok dalam kondisi kesepian, depresi.
- Secara fisik dan medis, biasanya tidak ada kondisi fisik dan medis yang sangat berbeda dengan anak kebanyakan.
Demikianlah uraian singkat mengenai karakteristik anak berkebutuhan khusus (ABK) dan sedikit penjelasan mengenai anak dengan gangguan perkembangan mental. Untuk penjelasan tentang: Anak dengan keterlambatan perkembangan fisik; Anak dengan gangguan emosional dan spektrum autisma; Anak dengan hambatan perkembangan kognitif; dan Anak berbakat dan cerdas istimewa, akan diuraikan pada postingan selanjutnya. Semoga bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)"
Posting Komentar
Komentar yang mengandung sara, pornografi, tidak sesuai dengan pembahasan, memasukan link aktif, dan bersifat merugikan orang lain akan dihapus. Terima kasih.